Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura memperkenalkan tarian Bali kepada siswa SMA St Joseph Institution pada 26 Maret 2024. (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Siswa SMA St Joseph Institution, di negara Singapura diperkenalkan tarian Bali sebagai bagian upaya mengenalkan budaya Indonesia.

Pengenalan budaya Indonesia itu dilakukan oleh KBRI bekerja sama dengan Department of Southeast Asian Studies dari NUS dan Sanggar Eka Swara Santhi Singapura ke SMA St Joseph Institution pada 26 Maret 2024.

“Orang Bali belajar sejarah sejak kecil melalui tarian,” kata Associate professor Irving Chan Johnson, yang merupakan dosen senior National University of Singapore (NUS) sekaligus pegiat budaya Bali dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (29/3).

Irving menyampaikan bahwa setiap gerak dan ritme tarian Bali memiliki makna yang didasari sebagai refleksi kehidupan orang Bali.

Baca juga:  Sydney Libatkan Polisi dan Tentara Untuk Bendung Wabah Varian Delta

“Ini yang membedakan tari tradisional Bali dengan tari modern seperti Balet misalnya,” ujar Irving yang juga mengelola sanggar tari Bali pertama dan satu-satunya di Singapura, Eka Suara Shanti.

Pada acara tersebut, Dylan, alumnus St Joseph yang sekarang menempuh tahun terakhir di NUS menarikan tari Topeng Gajah Mada, salah satu tari topeng tradisional Bali yang sudah berusia puluhan tahun.

Selain Dylan, tiga penari senior lainnya dari Sanggar Eka Suara Shanti juga membawakan tari Legong.

Baca juga:  Palebon Ida Pedanda Gde Ketut Keniten Diikuti Puluhan “Sawa”

Para siswa di SMA St Joseph Institution juga berksempatan untuk belajar tari secara singkat.

Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura IGAK Satrya Wibawa menyambut baik dan mendukung penuh program tersebut.

“Jika orang Indonesia yang mempromosikan budaya Indonesia atau budaya Bali, itu kesannya biasa. Tapi jika orang Singapura sendiri mempromosikan budaya Bali, tentu punya makna yang berbeda,” kata Satrya.

Dia menambahkan bahwa KBRI Singapura cukup intens melakukan kolaborasi dengan para Indonesianis atau orang-orang Singapura yang memiliki minat dan kecintaan terhadap Indonesia.

“Diplomasi budaya justru akan lebih kuat saat didukung penuh orang yang bukan warga Indonesia,” katanya sambil memberi contoh banyak isu negatif tentang Indonesia yang justru bisa dinetralkan dan menjadi positif karena peran para Indonesianis.

Baca juga:  Hari Ini, Menhub Prediksi Puncak Lonjakan Penumpang ke Mandalika

KBRI Singapura juga memberi ruang bagi para Indonesianis untuk melakukan aktivitas diplomasi budaya yang dinilai turut menyumbang jumlah kedatangan wisatawan Singapura ke Indonesia.

KBRI menyebutkan bahwa jika ditinjau berdasarkan kebangsaannya, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia didominasi oleh wisatawan Singapura.

Negara itu tercatat menyumbang 174,4 ribu kunjungan, atau setara 16,41 persen dari total kunjungan wisatawan mancanegara pada Juni 2023. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN