Warga mengenakan masker saat berolahraga di sepanjang teluk dengan latar belakang cakrawala kota di Garden by the Bay East Singapura, Jumat (8/10/2021). (BP/Antara)

SINGAPURA, BALIPOST.com – Singapura akan mencabut pembatasan untuk semua pelancong yang divaksinasi mulai minggu depan. Perdana Menteri Lee Hsien Loong pada Kamis (24/3) menyebutnya sebagai tonggak pencapaian (milestone) dalam upaya hidup dengan COVID-19.

Dikutip dari AFP, negara kota itu adalah negara Asia terbaru yang melonggarkan pembatasan perjalanan di kawasan yang umumnya lebih enggan untuk mencabut hambatan daripada Eropa dan Amerika Utara. Sebagai pintu gerbang bagi banyak pelancong yang tiba di Asia-Pasifik, Singapura telah memulai skema perjalanan bebas karantina dengan beberapa negara dalam beberapa bulan terakhir.

Baca juga:  Karang Taruna Desa Belalang Rancang Konsep Festival Kedungu

Mulai 1 April, orang dewasa yang divaksinasi penuh dan anak-anak yang tidak divaksinasi akan diizinkan memasuki negara itu tanpa dikarantina. “Selama mereka mengikuti tes pra-keberangkatan,” kata Lee.

Lee mengatakan Singapura telah mencapai “tonggak pencapaian” baru dalam upayanya untuk hidup dengan virus. Melonggarkan pembatasan perjalanan akan “menghubungkan kembali Singapura dengan dunia,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.

“Ini akan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan untuk bisnis, khususnya sektor pariwisata, dan akan membantu Singapura merebut kembali posisinya sebagai pusat bisnis dan penerbangan.”

Hanya pelancong dengan “daftar terbatas” yang akan menghadapi pembatasan memasuki Singapura. Namun, saat ini tidak ada negara dalam daftar tersebut.

Baca juga:  Belasan Negara Ikuti Kompetisi Tango di Bali

Sejumlah tindakan virus corona lainnya juga dilonggarkan, dengan orang-orang di Singapura tidak lagi diharuskan memakai masker di luar, dan orang-orang diizinkan untuk bertemu dalam kelompok 10 orang, naik dari lima sebelumnya.

Pada awal pandemi, negara berpenduduk 5,5 juta itu menjaga kasus COVID-19 tetap rendah melalui penutupan perbatasan dan penguncian yang ketat. Singapura telah menghadapi wabah yang cukup besar sejak tahun lalu dan, dengan beberapa tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, pihak berwenang telah beralih ke kebijakan hidup dengan virus.

Baca juga:  Jenazah Korban Gempa Turki Tiba di Bali, Isak Tangis Keluarga Tak Terbendung

Pandemi tersebut menjerumuskan Singapura ke dalam resesi terburuknya pada 2020 ketika pusat perdagangan menutup perbatasannya. Kedatangan pengunjung internasional turun menjadi hanya 2,7 juta tahun itu dari lebih dari 19 juta pada 2019.

Pendekatan Singapura berbeda dengan pusat keuangan saingannya Hong Kong, di mana pendatang masih diharuskan menjalani karantina yang panjang di hotel. Negara-negara lain di Asia-Pasifik yang baru-baru ini mengumumkan pelonggaran pembatasan perjalanan termasuk Australia, Selandia Baru, Indonesia, dan Malaysia. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN