Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Badung I Nyoman Sujendra membuka Festival Bulan Bahasa Bali VI. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com –  Dalam rangka melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali yang terdapat pada pustaka suci sebagai sumber ilmu pengetahuan dan sejarah. Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Kebudayaan kembali menggelar Festival Bulan Bahasa Bali VI di Kabupaten Badung Tahun 2024.

Kegiatan tersebut dilaksanakan selama lima hari dari tanggal 2 sampai 6 Februari 2024 bertempat di area Jaba Pura Lingga Bhuana, Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung, Jumat (2/2).

Pembukaan Festival Bulan Bahasa Bali VI Kabupaten Badung tahun 2024 ditandai dengan pemukulan gong oleh Wakil Bupati Badung yang diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Badung I Nyoman Sujendra di saksikan ketua komisi IV DPRD Badung Nyoman Suwardana, dan Kepala Bidang sejarah Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung Ni Nyoman Indrawati, Ketua Widya Sabha Kabupaten Badung diwakili sekretaris, I Made Widana, Majelis Desa Adat Kabupaten Badung diwakili Bendahara Wayan Rencana, serta perangkat daerah dan camat se-Kabupaten Badung.

Baca juga:  250 Guru di Bali Peroleh "Multilingual Reading and Creative Writing Workshop" dari AS

Adapun tema yang diusung pada tahun ini yakni ”Jana Kerthi-Dharma Sadhu Nuraga”. Festival Bulan Bahasa Bali VI Kabupaten Badung tahun 2024 bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan bahasa, aksara, serta sastra Bali kepada anak-anak generasi muda dan masyarakat di Kabupaten Badung.

Dalam laporan pelaksanaan kegiatan yang dibacakan Kepala Bidang Sejarah Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung Ni Nyoman Indrawati mewakili Kepala Dinas Kebudayaan menyatakan, rangkaian kegiatan Bulan Bahasa Bali VI tahun 2024 dilaksanakan beberapa lomba diantaranya lomba menulis aksara Bali tingkat SD, menulis lontar tingkat SMP, membaca lontar usia 19-23 tahun, bercerita dengan menggunakan bahasa Bali untuk PKK, pidato pengurus Desa Adat, debat Bahasa Bali tingkat SMA-SMK se-Kabupaten Badung. Serta dilaksanakan festival mengetik huruf Bali di computer/laptop dan seminar Bahasa Bali.

Dilanjutkan dengan kegiatan panggung apresiasi sastra seperti Drama Gong “ketemu ring Tampaksiring” Oleh sanggar seni Mudra Petang, Dramatari Utara Kanda “Kesucian Sang Dewi” dari Widya Sabha Kabupaten Badung, Musikalisasi Puisi Bali Modern dari komunitas seni Budang Bading Badung, Bondres inovatif STI Bali, Celekontong Mas. Selanjutnya pameran lontar, buku Bahasa Bali koleksi Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Pameran Usada dan pengobatan gratis dari Gotra Pangusada Bali, serta pameran kerajinan tradisional Bali.

Baca juga:  Jokowi Buka Karnaval Budaya Serangkaian IMF-WB

Festival Bulan Bahasa Bali VI tahun 2024 diikuti 355 peserta dari sejumlah desa yang ada di Kabupaten Badung dengan rincian menulis huruf Bali tingkat SD diikuti 67 peserta, lomba menulis lontar tingkat SMP 43 peserta, lomba membaca lontar 38 peserta, lomba bercerita Bahasa Bali PKK 51, lomba debat Bahasa Bali tingkat SMA/SMK 27 siswa, lomba pidato pengurus Desa Adat 15 peserta.Selanjutnya seminar Bahasa Bali diikuti oleh 69 peserta, serta mengetik huruf Bali di komputer 45 peserta. Nantinya peserta yang mendapatkan juara pertama dan masing-masing ketegori lomba akan mewakili Kabupaten Badung di ajang lomba tingkat Provinsi Bali.

Baca juga:  Kecewa Rekomendasi DPP untuk Giriasa, PD Golkar se-Badung Kompak Lakukan Ini

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, I Nyoman Sujendra mengucapkan terima kasih atas dilaksanakan kegiatan Festival Bulan Bahasa Bali VI tahun 2024 di Kabupaten Badung. “Sudah tentu ini merupakan suatu wahana atau wadah dalam rangka kita melestarikan Bahasa dan Sastra kepada generasi muda, karena generasi muda menjadi garda terdepan dalam pelestarian seni dan budaya. Jangan sampai kita tergerus oleh budaya orang lain. Ini merupakan langkah yang sangat positif diadakan bulan Bahasa apalagi di masing desa adat sudah dilaksanakan. Semoga kedepannya bulan Bahasa Bali tetap dilaksanakan. Serta apa yang menjadi local genius di masing-masing Desa Adat bisa kita angkat dan dilestarikan” terangnya. (Adv/balipost)

BAGIKAN