Foto yang diambil pada 3 Januari 2024 memperlihatkan bangunan yang rusak parah akibat gempa bumi di Wajima, Prefektur Ishikawa, Jepang. (BP/Ant)

TOKYO, BALIPOST.com – Lima hari sejak gempa dahsyat yang melanda wilayah di pesisir Laut Jepang itu, otoritas setempat telah menyelamatkan seorang wanita lansia, berusia 90 tahun, dari reruntuhan rumah di Suzu, Prefektur Ishikawa pada Sabtu (6/1).

Suzu adalah salah satu kota pesisir yang paling terdampak gempa bermagnitudo 7,6 itu yang terjadi di Semenanjung Noto, Jepang tengah, pada Hari Tahun Baru.

Gempa tersebut adalah yang getaran pertama yang menewaskan lebih dari 100 orang di Jepang sejak gempa Kumamoto pada 2016 di wilayah barat daya Jepang yang menyebabkan 276 orang tewas termasuk yang terkait dengan bencana tersebut.

Baca juga:  Masyarakat Kembali Diingatkan Tak Usah Liburan ke LN

Gempa itu menyebabkan kerusakan struktur yang luas dan kebakaran di prefektur itu, dan pejabat kota di Wajima meyakini ada sekitar 100 lokasi dimana orang-orang terperangkap di bawah reruntuhan bangunan.

Pada Sabtu sore, jumlah korban tewas mencapai 126 sementara 210 lainnya masih hilang di prefektur itu dengan operasi penyelamatan terhambat hujan dan hujan es. Hujan diperkirakan masih turun hingga Minggu yang diikuti dengan salju di wilayah itu.

Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan kepada para pejabat dari kementerian dan lembaga terkait untuk dengan gigih dan menyeluruh melakukan operasi penyelamatan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa, pada pertemuan markas besar tanggap bencana di kantornya.

Baca juga:  Upaya Pecah Belah Persatuan Bisa Dicegah dengan Pendekatan Kebudayaan

Pihak berwenang masih berjuang untuk mengirimkan pasokan bantuan akibat jalan-jalan yang rusak akibat gempa di Ishikawa, di mana sebanyak 30 ribu penduduknya tinggal di sekitar 370 penampungan.

Sementara itu gempa susulan masing terus mengguncang Noto, termasuk gempa bermagnitudo 5.3 mencatatkan angka 5 teratas pada skala intensitas seismik Jepang yaitu 7 di pagi hari.

Sabtu malam, Badan Meteorologi Jepang mengatakan gempa bermagnitudo kurang dari 6 mengguncang Shika sekitar pukul 23.20 waktu setempat (01.20 WIB).

Namun, pejabat kantor pemerintahan kota mengatakan, “Kami hanya merasakan gempa kecil yang berlangsung selam satu atau dua detik,” menurut pejabat Hokuriku Electric Power Co, yang mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir di kota itu, mengatakan pengukur intensitas seismik yang dipasang di fasilitas tersebut menunjukkan bahwa gempa hanya bermagnitudo 2.

Baca juga:  Sepekan, Jepang Laporkan Sejutaan Kasus COVID-19

Pemerintah meningkatkan jumlah anggota Pasukan Bela Diri yang dikerahkan ke wilayah terdampak bencana menjadi 5.400 pada Sabtu dari sebelumnya hanya 5.000 personel.

Beberapa tempat penampungan memiliki akses yang terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali terhadap air mengalir untuk menyiram toilet, sehingga menyebabkan masalah kebersihan dan kesehatan mental.

Pemerintah Prefektur Ishikawa berencana membangun rumah sementara bagi warga terdampak bencana, tetapi pengerjaannya baru akan dimulai pada Jumat mendatang. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *