Makin kental ke-Bali-an sebuah akomodasi, makin tinggi minat wisman untuk menginap dan merasakan langsung pengalaman autentik hidup di rumah bergaya Bali. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Arsitektur Bali tempo dulu yang kaya dengan ukiran dan ciri khas lainnya ternyata diminati wisatawan mancanegara. Makin kental ke-Bali-an sebuah akomodasi, makin tinggi minat wisman untuk menginap dan merasakan langsung pengalaman autentik hidup di rumah bergaya Bali. Demikian disampaikan Arsitektur, Thomas Elliot.

Pria yang mengarsiteki akomodasi di Ubud, Gianyar ini mengatakan hasil olah gambarnya yang terinspirasi arsitektur tradisional Bali menarik minat wisman. Ia mengaku sekitar 30 tahun lalu sempat melakukan riset di Bali dan kini menuangkannya dalam properti yang diharapkan bisa membuat wisatawan merasakan soul (jiwa) Bali.

Baca juga:  Belum Bisa Sediakan Penyelamat Pantai, Bupati Suwirta Bagi Alat Keselamatan

“Temboknya dari bata tapi bukan bata yang merah melainkan agak orange,” sebutnya.

Pemilik Sanna Ubud Resort and Villa yang ditemui Selasa (12/12) itu mengatakan ingin menciptakan Bali tempo dulu dengan arsitekturnya yang dikombinasikan juga dengan konsep kekinian. Ia optimis konsep tersebut dapat menarik wisatawan, khususnya wisman, untuk menginap.

Sejauh ini, ia mengaku pemesanan kamar sudah penuh. Padahal, dirinya hanya mengunggah foto propertinya di dunia maya.

Pelaku pariwisata yang merupakan Director Pramana Experience, Leon Suarsa mengaku dengan pulihnya kunjungan wisman seperti sebelum pandemi COVID-19, pihaknya optimis industri akomodasi wisata juga terdongkrak. Pengelola puluhan properti di Bali ini mengutarakan seiring membaiknya angka kunjungan, ekspansi dengan membuka sejumlah akomodasi juga dilakukan.

Baca juga:  Arsitektur Bali, Sejumlah Gedung di Jembrana Aplikasikan Bata Press

“Tahun ini kami buka 5 hotel, dan itupun sebenarnya PR prapandemi. Kalau Sanna kita sudah bicara dari 2018. Sehingga pengembangan properti dilakukan saat pandemi COVID-19. Kami semangat dan optimis karena dari data kunjungan wisman sudah kembali seperti tahun 2019,” paparnya.

Pelaku pariwisata lainnya, Nengah Suweca juga mengamini bahwa konsep arsitektur Bali cukup diminati wisman saat memilih akomodasi wisata. Ia mengatakan dengan menggunakan konsep arsitektur Bali, secara tidak langsung juga mendorong pariwisata berkualitas.

“Karena dengan konsep budaya Bali itu, harga kamar dipasarkan mulai dari Rp 5 juta hingga di atas Rp 20 juta per night. Sasarannya wisatawan kelas menengah ke atas,” ungkap General Manager Sanna Ubud ini.

Baca juga:  Penggugat Tanah Desa Guwang Minta Sidang Ditunda

Dengan harga tersebut, di momen Nataru ini, pihaknya sudah memiliki sejumlah pesanan. “Baru opening tapi kamar sudah banyak dipesan, targetnya jauh dua kali lipat. Tapi memang target market kami middle up, yang peduli terhadap kualitas,” jelasnya.

Tamu yang menginap didominasi wisatawan dari Eropa, Australia, Amerika Serikat, dan Irlandia. Lama tinggal minimal 3 malam dengan rata-rata mencapai 3,5 malam. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN