Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, M.Eng., Sc., IPU.saat press conference di Aula Widyasabha, Unud, Senin (20/11). (BP/may)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Ribuan insinyur akan bertemu di Bali mulai Selasa (21/11) di BICC, Westin Nusa Dua. Mereka akan membahas dua isu, yaitu blue economy (ekonomi biru) dan green energy (energi hijau). Demikian disampaikan Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, M.Eng., Sc., IPU.saat press conference di Aula Widyasabha, Unud, Senin (20/11).

Ia menyampaikan, saat konferensi akan ada 34 narasumber yang membahas terkait upaya ASEAN mengembangkan kawasan blue economy. Sebab, potensi kelautan di ASEAN luar biasa besar namun belum tergarap maksimal.

Sehingga diharapkan pemikiran-pemikiran dari insinyur ASEAN bisa berkontribusi secara regional sehingga secara bersama-sama bisa maju. Selain itu dibahas tentang Green Energy. “Kita mengalami sebuah masa harus menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan itu akan ada banyak ide dari insinyur,” ujarnya.

Baca juga:  Volume Air Bendungan Benel Menyusut 

Pihaknya sebelumnya bertemu dengan Menteri Kelautan dan Perikanan,  membahas tentang upaya mengoptimalkan kawasan ASEAN dalam penggunaan pemanfaatan sumber daya dari laut. “Kita benar fokus memilih green energy sebagai isu terkini, karena adanya berbagai faktor seperti efek rumah kaca, pemanasan global, terkait penggunaan emisi rendah karbon termasuk berupaya menginjeksi CO2 kembali ke bumi. Dan Indonesia punya potensi yang luar biasa,” ujarnya.

Baca juga:  KTT ASEAN Soroti Pentingnya Penguatan Kerja Sama Ekonomi

Sementara pembahasan mengenai blue economy berangkat dari potensi maritim ,kelautan Indonesia yang perlu mendapat perhatian serius untuk dikelola sehingga menjadi pengembangan dari Indonesia.

Ia yakin begara ASEAN mempunyai laut yang luas dapat mengembangkan ekonominya, maka dari itu hal ini juga akan dipikirkan saat konferensi. Namun di Indonesia sendiri ada 5 langkah strategis yang disiapkan Kementerian KKP untuk mengembangkan ekonomi biru.

Yaitu, upaya mengembangkan kawasan konservasi, dimana 30% nya ditargetkan menjadi kawasan konservasi. Penangkapan ikan yang terukur berbasis zona, pengembangan budidaya ikan untuk mendorong penangkapan di zona penangkap yang terukur dan juga budidaya berkelanjutan.

Baca juga:  ASEAN Didesak Hentikan Serangan Junta Militer ke Masyarakat Myanmar

Menjamin wilayah pesisir dan pantai serta pulau kecil terjaga baik. Pemerintah berupaya agar laut yang tercemar sampah agar dikembangkan program untukmembersihkan laut dengan melibatkan masyarakat dan nelayan. “Ini perlu didiskusikan karena laut kita tidak ada batasan, pagar,” ujarnya.

Sebelum konferensi, diawali dengan Rapimnas PII yang diikuti 450 insinyur. Keesokan harinya akan dimulai konferensi dengan catatan peserta yang sudah melakukan registrasi sebanyak 800 insinyur dari luar negeri, dan 400 an orang insinyur dari Indonesia.(Citta Maya/Bali Post)

BAGIKAN