Kepala SD Negeri 2 Sukadana Ni Luh Sudani saat menunjukkan foto I Komang Wikrama Yogi Arta. (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Keluarga besar SD Negeri 2 Sukadana berduka. Pasalnya, salah seorang siswa atas nama, I Komang Wikrama Yogi Arta meninggal dunia akibat lakalantas maut bersama keluarganya di jalur Nongan-Bangli, Kecamatang Rendang, Karangasem, Kamis (16/11). Di sekolahnya, Wikrama dikenal sosok anak yang selalu ceria.

Kepala Sekolah SDN 2 Sukadana, Ni Luh Sudani menuturkan, sebelum kejadian nahas itu, Wikrama bersekolah seperti biasa. Akan tetapi, dia izin pulang karena akan melakukan persembahyangan di Bangli.

Baca juga:  Lakalantas Maut Terjadi Lagi di Jalan Denpasar-Gilimanuk, Pemotor Tewas

“Dia tidak ikut sembahyang bersama. Dia memberanikan diri untuk meminta izin mau permisi karena akan sembahyang. Dia pamitan dengan guru agama sekaligus cium tangan, tapi anehnya hanya satu guru saja yang disalami, sementara guru yang lain tidak,” ucapnya.

Sudani mengatakan, sehari pascakejadian, para siswa kelas IV tidak mau memasuki ruang kelas. Dan setalah tadi diajak doa bersama baru mau memasuki kelas.

“Di ruang kelas IV sempat tercium bau tidak sedap. Bau itu berasal dari tempat duduk Wikrama. Jadi, kami memprediksi bahwa dia masih berada di sekolah ini,” ujarnya.

Baca juga:  Truk Tabrak Pickup, Pengemudi Tewas

Sebelumnya, lakalantas maut terjadi di tanjakan Bangbang tepatnya di jalur yang merupakan jalur penghubung Nongan dengan Bangli, Kamis (16/11) sore. Sebuah minibus nopol DK 7075 SY mengangkut 15 orang pemedek yang berasal dari Desa Tianyar, Kecamatan Kubu mengalami rem blong.

Enam orang meninggal dunia. Yakni I Komang Wikrama Yogi Arta (9), Ni Luh Kantun (60), I Gede Sili, Ni Nyoman Ayu, I Ketut Mangku dan Ni Made Riati.

Baca juga:  Dari Bupati Karangasem Angkat Bicara hingga Pendidikan Aset Digital dan Blockchain

Sedangkan lima orang mengalami luka berat yaitu I Komang Suana Adi Purwa, Ni Luh Suari, Ni Luh Suci, Ketut Winarta Purwa, dan Ni Nengah Buda. Untuk korban luka ringan sebanyak empat orang, yakni Ni Kadek Dwi Ratpini, I Nyoman Dayuh, Ni Kadek Winda Ristayani, dan I Gede Dana. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN