Puluhan hektar padi di Subak Tungkub, Munduk Babadan, Mengwi, mengalami kekeringan hingga muncul rekahan-rekahan. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Presiden Joko Widodo saat membuka Hydropower Congress 2023, Selasa (31/10) bahwa bumi kita tengah sakit. Bumi sedang tak sehat akibat mengalami fase mendidih. Ini relevan dengan kondisi di Bali yang mencapai suhu maksimal 33 derajat Celcius dan kekeringan meluas di 35 kecamatan.

Memasuki bulan November 2023, kekeringan wilayah di Bali semakin meluas. BMKG Wilayah III Denpasar, Rabu (1/11) merilis kekeringan meluas dari 26 kecamatan pada minggu ketiga Oktober 2023 menjadi 35 kecamatan di Bali memasuki awal November 2023. Bahkan, ada daerah tanpa hujan berturut-turut hingga 121 hari terjadi di Kubu, Karangasem.

Baca juga:  Hingga H+9, 40 Ribu Pemudik Belum Kembali

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya, menjelaskan kecamatan di Bali yang masuk peringatan dini kekeringan meliputi Kabupaten Buleleng yakni di Kecamatan Buleleng, Gerokgak, Kubutambahan, Sawan, Seririt, dan Tejakula. Kemudian di Kabupaten Jembrana di Melaya, Pekutatan dan Mendoyo, Kabupaten Tabanan di Kediri, Marga, Penebel, Kerambitan, dan Tabanan.

Selanjutnya, di Kabupaten Bangli di Bangli, Tembuku dan Kintamani, kemudian di Kabupaten Karangasem di Abang, Karangasem dan Kubu. Selain itu, di Kabupaten Badung terjadi di Kuta, Kuta Utara, Kuta Selatan, Mengwi, serta di Kabupaten Klungkung di Dawan, dan Nusa Penida.

Baca juga:  Kasus Korupsi SPI Unud, Mantan Rektor Diperiksa

Wilayah lain yang mengalami kekeringan, yakni di Kabupaten Gianyar meliputi Payangan, Sukawati, Blahbatuh, Tampaksiring dan Ubud. Sementara di Kota Denpasar, yakni di Denpasar Timur, Denpasar Barat, Denpasat Utara dan Denpasar Selatan.

Wiryajaya menambahkan kecamatan dengan hari tanpa hujan paling banyak berturut-turut yakni di Kecamatan Kubu selama 121 hari, Kubutambahan selama 120 hari dan Gerokgak selama 115 hari. Suhu maksimum udara di Bali mencapai 33 derajat Celcius.

Meski begitu, BBMKG Denpasar mendata masih berpotensi terjadi hujan di sejumlah kawasan di Bali diperkirakan selama periode 1-10 November 2023. Yakni, di Kabupaten Tabanan, Kecamatan Pekutatan, Busungbiu, Seririt, Sukasada, Banjar, Petang, Abiansemal, Mengwi, Payangan, Tegalalang, Tampaksiring, Susut, Tembuku, Bangli, Selat, Sidemen dan Rendang. Distribusi curah hujan di Bali secara umum antara nol hingga 86,5 milimeter per 10 hari.

Baca juga:  Korban Jiwa COVID-19 Bali Tambah Banyak, Kasus Naik Dua Ribuan Orang

BBMKG Wilayah III Denpasar memperkirakan hujan akan mulai terjadi di Bali pada pertengahan November 2023 dan puncaknya terjadi pada Januari 2024 dengan curah hujan diperkirakan pada rentang 500-600 milimeter per bulan. Sehingga perlu diwaspadai dampak bencana hidrometeorologi di antaranya banjir dan tanah longsor. Hanya satu zona musim, yakni di Karangasem bagian selatan yang diperkirakan puncak musim hujannya terjadi pada Februari 2024. (Winatha/balipost)

BAGIKAN