Ilustrasi - Pekerja melakukan perawatan rumput lapangan Stadion Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (30/3/2023). Federasi sepak bola dunia (FIFA) resmi membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 yang rencananya digelar pada akhir Mei mendatang. (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Isu bahwa infrastruktur di Indonesia tidak siap untuk menggelar Piala Dunia U-20, yang membuat FIFA membatalkan ajang dua tahunan itu diselenggarakan di Tanah Air, dibantah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Ia menyatakan, semua stadion, baik stadion untuk pertandingan maupun untuk latihan, sudah siap untuk digunakan para negara peserta Piala Dunia U-20.

“Kami sudah menyiapkan semuanya. Sejak 31 Maret, saat FIFA memeriksa tahap akhir finalisasi stadion, semua dinyatakan oke. Jadi tidak benar jika sekarang ada yang bilang batal karena infrastruktur stadion. Gak benar itu,” kata Basuki di Jakarta, Senin malam, dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (4/4).

Baca juga:  Program TOSS Diapresiasi Kementerian PUPR, Layak Jadi Percontohan

Selanjutnya Basuki memaparkan bahwa Kementerian PUPR telah melakukan renovasi pada lima venue pertandingan, serta renovasi 20 lapangan latihan dengan total biaya mencapai 155,17 milyar rupiah, untuk mendukung terlaksananya Piala Dunia U-20.

“Kami komitmen dengan tugas yang diberikan. Apalagi ajang Piala Dunia U-20, seperti yang dikatakan Pak Erick, merupakan ajang terbesar kedua FIFA. Sehingga kami tidak main-main demi menjaga amanah Presiden demi suksesnya turnamen tersebut. Selain itu, kami juga tengah memperbaiki stadion-stadion lainnya di Indonesia agar sesuai dengan standar FIFA,” tambahnya.

Baca juga:  Sri Mulyani Ungkap 4 Tantangan Utama Perekonomian Indonesia dan Global

Basuki kemudian menjabarkan perincian lima stadion utama lainnya, selain Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta. Di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan, Kementerian PUPR mengerjakan empat lapangan latihan, yakni Bumi Sriwijaya, atletik, bisbol, dan panahan dengan biaya Rp 43,35 miliar.

Sedangkan untuk Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Jawa Barat, selain venue utama, Kementerian PUPR juga merenovasi empat lapangan latihan yakni Gelora Bandung Lautan Api, IPDN, Jati Padjadjaran, dan Sidolig dengan biaya Rp 53,97 miliar.

Untuk Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, selain venue utama, dilakukan pula renovasi terhadap empat lapangan yakni Sriwedari, Banyu Anyar, Sriwaru, dan Kota Barat. Pengerjaan di Solo menghabiskan biaya Rp16,82 miliar. Sedangkan di Surabaya, Jawa Timur, selain untuk venue utama, Kementerian PUPR juga merenovasi lapangan latihan Gelora 10 November, Lapangan A Gelora Bung Tomo, Lapangan C Gelora Bung Tomo, dan Thor. Total pengerjaan di Surabaya memakan biaya Rp 23,29 miliar.

Baca juga:  Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20, Kerugian Minimal Rp3,7 Triliun

Di Bali, Kementerian PUPR juga mengerjakan empat lapangan utama selain venue utama yakni Stadion I Wayan Dipta, yakni lapangan latihan I Gusti Ngurah Rai, Kompyang Sudjana, Gelora Samudra, dan Trisakti. Untuk pengerjaan di Bali total Kementerian PUPR mengeluarkan dana Rp 17,61 miliar. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN