Ilustrasi. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Masa kehamilan tentunya adalah masa yang paling ditunggu oleh seorang ibu. Untuk menjaga kehamilan, ada beberapa makanan yang harus kamu batasi bahkan hindari karena dapat berdampak buruk pada kesehatan janin :

Dilansir dari Pregnancy Birth Baby, berikut beberapa makanan yang harus kamu hindari di masa kehamilan

1. Beberapa Jenis Keju

Ada beberapa jenis keju yang harus kamu hindari saat hamil, yaitu keju dengan tekstur lunak, seperti brie, camembert, dan cherve. Kamu juga harus menghindari keju gorgonzola. Hal ini disebabkan karena beberapa keju ini berbahan dasar jamur yang dapat mengandung listeria, yaitu sejenis bakteri yang dapat membahayakan bayi. Meski begitu, kamu masih bisa mengonsumsi keju yang bertekstur keras, seperti cheddar, parmesan, dan stilton.

2. Telur Mentah atau Setengah Matang

Saat mengonsumsi telur, pastikan telur tersebut benar-benar matang hingga putih dan kuning telurnya padat. Ini dilakukan untuk mencegah risiko keracunan makanan salmonella. Jika kamu ingin mengonsumsi makanan yang mengandung telur mentah atau setengah matang, pastikan telur tersebut tidak retak dan tidak kotor.

Baca juga:  Ini, 6 Fakta Kesehatan Buah Durian

3. Daging Mentah atau Setengah Matang

Pastikan memasak daging hingga matang dan tidak ada bagian yang masih berwarna merah muda atau darah di dalamnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah taksoplasmosis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh parasite yang dapat ditemukan pada daging, tanah, kotoran kucing, dan air yang tidak diolah. Infeksi ini dapat merusak bayi dalam kandunganmu.

4. Olahan Hati dan Suplemen Vitamin A

Olahan hati juga harus kamu hindari saat sedang berada dalam masa kehamilan. Hati mengandung banyak vitamin A. Terlalu banyak vitamin A dapat membahayakan bayimu. Selain itu, hindari mengonsumsi suplemen multivitamin berdosis tinggi yang mengandung vitamin A.

5. Beberapa Jenis Ikan

Ikan mengandung protein dan asam lemak omega 3 esensial yang dianjurkan untuk ibu hamil. Namun, ada beberapa jenis ikan yang memiliki kadar merkuri lebih tinggi dan dapat memengaruhi perkembangan sistem saraf bayi. Jadi, kamu harus memerhatikan jenis ikan yang kamu konsumsi dan batasi asupan ikan dengan kadar merkuri yang lebih tinggi.

Baca juga:  Nasional Hanya Tambah Seratusan Kasus COVID-19

6. Kerang Mentah

Jangan mengonsumsi kerang yang masih mentah. Kerang mentah dapat mengandung bakteri dan virus berbahaya yang dapat menyebabkan keracunan makanan dan memiliki risiko kontaminasi listeria yang lebih tinggi.

7. Salad Kemasan

Salad buah maupun salad sayur yang dikemas dalam kemasan memiliki risiko kontaminasi listeria yang lebih tinggi. Maka dari itu, salad kemasan tidak baik dikonsumsi oleh ibu hamil.

8. Buah dan Sayuran Tertentu

Meski buah dan sayuran baik untuk ibu hamil, ada beberapa jenis buah dan sayuran yang perlu dihindari, seperti melon dan tauge. Melon memiliki risiko listeria, sementara tauge dapat menyebabkan salmonella.

9. Sushi

Hindari makanan laut seperti tiram mentah, sashimi, dan sushi. Selain itu, hindari juga mengonsumsi makanan laut siap saji yang diasapi dan udang siap saji yang dimasak karena memiliki risiko kontaminasi listeria lebih tinggi.

Baca juga:  Ini, 5 Manfaat Daun Pepaya

10. Daging yang Diawetkan

Daging yang diawetkan dan ditaruh di lemari pendingin dapat mengandung listeria, atau parasite toksoplasma yang menyebabkan toksoplasmosis.

11. Susu yang Tidak Dipasteurisasi

Konsumsilah susu UHT atau susu yang sudah dipasteurisasi. Jika yang tersedia hanya susu mentah, kamu bisa merebusnya terlebih dahulu.

12. Alkohol

Tidak hanya ketika masa kehamilan, alkohol juga tidak boleh dikonsumsi saat kamu sedang merencanakan kehamilan hingga menyusui karena dapat membahayakan bayi.

13. Kafein

Kadar kafein yang tinggi dapat meningkatkan risiko keguguran, berat badan lahir rendah, dan proses kelahiran yang sulit. Kandungan kafein dapatt ditemukan dalam banyak makanan, seperti kopi, teh, coklat, dan minuman berenergi.

Jika kamu telanjur mengonsumsi makanan di atas, ada baiknya kamu melakukan konsultasi dengan dokter atau bidan. (kmb/balipost)

BAGIKAN