Ilustrasi. (BP/dok)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Jumlah kematian ibu melahirkan di Buleleng sejak 2016 menunjukkan penurunan yang signifikan. Semula, tercatat 25 ibu melahirkan meninggal dunia, tapi memasuki Agustus 2017 ditemukan enam ibu melahirkan meninggal dunia.

Menurut Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.O.G, penurunan angka kematian ibu melahirkan sangat penting karena akan menentukan indikator standar pelayanan kesehatan di Bali Utara. Ia mengatakan turunnya angka kematian ibu melahirkan berhasil dicapai berkat kerja keras jajarannya.

Baca juga:  Puluhan Pelayan Kafe Terjaring Operasi Duktang

Dijelaskan angka kematian ibu melahirkan ini diakibatkan dua faktor, yaitu obstetri dan non-obstetri. Dari dua faktor itu, kebanyakan pemicu ibu melahirkan meninggal dunia akibat faktor non-obstetri. Dia mencontohkan, kelainan pembuluh darah ataupun jantung dan penyakit hipertensi.

“Untuk menekan lagi angka kematian ibu melahirkan, pemkab terus berupaya dengan mengoptimalkan pelayanan di puskemas,” katanya.

Selain itu, pencegahan melalui sosialisasi dilakukan dengan mengedukasi ibu-ibu yang beresiko agar tidak hamil lagi. “Kita akan edukasi ibu-ibu yang beresiko dimana ibu-ibu yang melahirkan empat anak atau sudah berumur diatas 35 tahun dan menderita penyakit seperti kencing manis, kita sarankan mereka tidak hamil lagi,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)

Baca juga:  Infeksi Saluran Kemih pada Persalinan Kurang Bulan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *