Tangkapan layar Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril pada konferensi pers secara daring di Jakarta, Rabu (26/10/2022). (BP/Dokumen Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengingatkan masyarakat bahwa status kedaruratan COVID-19 di Indonesia masih tetap berlaku hingga sekarang. Meskipun belum lama ini, Presiden Joko Widodo mengumumkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah resmi dicabut.

“Indonesia sampai sekarang masih dalam kedaruratan kebencanaan ini (COVID-19) dan itu yang mengeluarkan aturannya Presiden Joko Widodo,” kata Mohammad Syahril di Jakarta, dikutip dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  Puri Kauhan Ubud Luncurkan Buku dan Film Pendek "Sastra Saraswati Sewana"

Syahril mengatakan PPKM merupakan bentuk intervensi pemerintah yang menjadi turunan dari Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID-19. PPKM merupakan salah satu instrumen yang diterapkan pemerintah dalam upaya mengendalikan pandemi COVID-19 melalui ketentuan kerja dari rumah, penetapan level kedaruratan di daerah, hingga aturan seputar pelaku perjalanan, kata Syahril.

Syahril yang juga menjabat sebagai Dirut RSPI Sulianti Saroso Jakarta mengatakan pemerintah masih memerlukan banyak pertimbangan khusus untuk mencabut status kedaruratan COVID-19.

Baca juga:  Dari Gubernur Koster Keluarkan SE Soal penggunaan Tenun Endek hingga Tambahan Harian di Atas 370 Orang

Pertimbangan yang dimaksud, di antaranya memastikan situasi kasus benar-benar dapat terkendali dengan maksimal. Selain itu, pemerintah juga masih menunggu pencabutan status pandemi secara global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Indonesia termasuk negara yang memperoleh peringatan dari WHO untuk tetap waspada,” katanya.

Hal itu dibuktikan dengan masih adanya sejumlah negara yang hingga saat ini mengalami lonjakan kasus, seperti di China dengan gelombang Omicron subvarian BF.7 yang diperkirakan telah menulari sekitar 250 juta warga setempat.

Baca juga:  Kesembuhan Pasien COVID-19 di Jembrana Meningkat, Sudah di Atas 85 Persen

“Lonjakan kasus masih memungkinkan terjadi lagi di Indonesia, sehingga harus tetap waspada sampai WHO mendeklarasikan pandemi telah dicabut,” katanya. (kmb/balipost)

BAGIKAN