Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, China, Jumat (4/2/2022). (BP/Ant)

BEIJING, BALIPOST.com – Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan dengan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, meminta pihak-pihak terkait dengan krisis Ukraina harus tetap rasional dan menahan diri. Semua pihak terkait untuk terlibat dalam dialog komprehensif dan mengatasi masalah keamanan bersama melalui cara politik.

China “menjunjung tinggi objektivitas dan keadilan” dan secara aktif mempromosikan pembicaraan damai, kata Xi kepada Medvedev selama pertemuan mereka di Beijing, kata Xinhua, seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, Kamis (22/12).

Baca juga:  Kicen Mangkir Dari Pemanggilan Badan Kehormatan

Medvedev saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia dan pemimpin partai Rusia Bersatu yang berkuasa. Medvedev, yang diundang oleh Partai Komunis China, mengatakan ada alasan krisis Ukraina terjadi dan hal itu sangat rumit.

Dia menambahkan Rusia bersedia untuk menyelesaikan masalah melalui pembicaraan damai, seperti diberitakan oleh Xinhua. Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, Beijing telah menahan diri untuk tidak mengecam Moskow dan menentang sanksi yang dikenakan oleh negara-negara Barat.

Baca juga:  Belanda Bekukan dan Sita Aset Rusia

Namun, Xi telah menyatakan keprihatinannya tentang perang di Ukraina dan menyampaikan keberatan atas penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir di negara Eropa Timur itu.

Medvedev menyerahkan kepada Presiden Xi surat pribadi dari Presiden Rusia Vladimir Putin, yang mencatat tentang “tingkat dialog politik Rusia-China dan kerja sama praktis yang belum pernah terjadi sebelumnya”, menurut kantor berita Rusia Tass.

Xi mencatat bahwa hubungan China-Rusia telah bertahan dalam ujian perubahan global selama satu dekade terakhir dan kedua negara telah mempertahankan perkembangan tingkat tinggi yang sehat dan stabil.

Baca juga:  KPU Tunggu Izin Pemusnahan Logistik Pilkada Buleleng

Dia menambahkan bahwa mengembangkan kemitraan bilateral yang komprehensif adalah “pilihan strategis jangka panjang” bagi China dan Rusia. Xi juga mengatakan bahwa Beijing siap bekerja sama dengan Moskow untuk “membuat tata kelola global lebih adil dan setara”, yang merupakan sebuah pukulan nyata terhadap tatanan internasional yang dipimpin Amerika Serikat. (kmb/balipost)

BAGIKAN