Kapas -Pemerintah Kabupaten Karangasem melaksanakan studi banding ke Pemerintah Kabupaten Klaten, Yogyakarta terkait pengelolaan kapas untuk menjadi benang. (BP/Ist)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Saat ini salah satu program unggulan Pemerintah Kabupaten Karangasem yang digagas Bupati Karangasem I Gede Dana dan wakil Bupati I Wayan Artha Dipa pengembangan kapas. Dan untuk pengelolaan kapas untuk dijadikan benang yang dihasilkan oleh para petani di Bumi Lahar, Pemerintah Kabupaten Karangasem melaksanakan studi banding ke Pemerintah Kabupaten Klaten, Yogyakarta terkait pengelolaan kapas tersebut.

Kabag Humas Prokopim Pemkab Karangasem, I Made Suartana, mengatakan, kehadiran rombongan ke Pemerintah Kabupaten Klaten ini adalah untuk studi banding terkait masalah pengelolaan pola kerjasama sama pemerintah Klaten dengan awak media. “Kita ingin tahu, seperti sistem kerjasama dengan awal media didalam penyebaran informasi kepada masyarakat terkait program-program bupati,” ujarnya.

Baca juga:  PAD Karangasem dari Besakih Turun Drastis, DPRD Minta Pengelolaan Dikembalikan ke Pemkab

Suartana, menambahkan, selain ingin mengetahui pola kerjasama dengan awak media yang ada di Klaten ini, pihaknya juga ingin mengetahui terkait pengelolaan kapas yang ada di Klaten. Karena yang pihaknya ketahui, pengelolan kapas di Klaten memakai mesin konvensional.

“Lewat kegiatan ini, kami ingin mengetahui, bagaimana proses pemintalan benang dengan mesin konvensional tersebut. Dan kami berharap, dengan kunjungan ini nantinya bisa mengelola kapas untuk dijadikan benang dengan memakai konvensional. Dengan begitu, kedepan kualitas benang yang dihasilkan semakin berkualitas dan produksi kian meningkat,” harapnya.

Baca juga:  Siaga Gunung Agung, Dirjen Hubda Sidak Ketapang - Gilimanuk

Sementara itu, Asisten III Administrasi Umum Hj Surti Hartini, mengatakan, untuk saat ini pihaknya memiliki mesin produksi sebanyak 4 unit, dengan kapasitas produksi 60-70 kg per satu mesin. “Kita olah limbah serat benang, dari pabrik. Limbah ini diambil limbah serat benang untuk diolah menjadi benang,” katanya.

Hartini, mengatakan, hasil benang yang dihasilkan selama ini di Klaten, pemasarannya dilakukan ke sejumlah daerah di Indonesia, diantaranya, Solo, dan Bali. “Selain di Indonesia, benang yang dihasilkan juga di ekspor ke Jepang,” katanya. (Adv/balipost)

Baca juga:  22 Parpol Lolos Pemberkasan Pendaftaran di KPU Karangasem
BAGIKAN