Bendesa Adat Dalem Setra Batununggul Nusa Penida, I Dewa Ketut Anom Astika. (BP/Win)

DENPASAR, BALIPOST.com – Apresiasi terhadap pembangungan pelabuhan disampaikan berbagai pihak. Salah satunya diungkapkan Bandesa Adat Dalem Setra Batununggul Nusa Penida, I Dewa Ketut Anom Astika.

Ia mengatakan sebagai warga Nusa Penida sangat berterima kasih dengan dibangun dan telah diresmikannya Pelabuhan Segitiga Emas oleh Presiden Jokowi. “Kami sebagai masyarakat Bali dan Nusa Penida pada khususnya sangat sangat mengucapakan terimakasi kepada Bapak Gubenur Bali (Wayan Koster, red) dan Bapak Presiden Jokowi yang telah memberikan fasilitas kenyamanan yang luar biasa kepada masyarakat, baik yang datang ke Nusa Penida untuk sembahyang atau berwisata, maupun bagi masyarakat lokal. Semoga dengan diresmikannya Pelabuhan Segitiga Emas ini menjadi awal kebangkitan pariwisata di Nusa Penida dan Bali pada umumnya pasca pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.

Dewa Ketut Anom Astika mengakui bahwa dengan diresmikannya Pelabuhan Segitiga Emas, khususnya di Sampalan Nusa Penida memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat Nusa Penida. Tidak hanya untuk kelancaran dan kenyamanan transportasi laut, namun juga secara tidak langsung memberikan dampak ekonomi Bali masyarakat.

Dikatakan bahwa dibangunnya pelabuhan ini sangat disambut gembira oleh masyarakat Nusa Penida. Apalagi, Nusa Penida menjadi salah satu daerah tujuan wisata lokal, nasional, dan internasional. Sehingga memberi kelancaran dan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Nusa Penida. Baik yang melakukan persembahyangan maupun untuk berwisata melihat keindahan alam di Pulau yang dijuluki The Blues Paradise Island ini.

Baca juga:  Nusa Penida Jadi Favorit Wisatawan Tiongkok, Bupati Suwirta Instruksikan Antisipasi Corona

“Sekali lagi, Tiang (saya,red) sebagai Bandesa Adat Dalem Setra Batununggul dan sebagai warga Nusa Penida pada umumnya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Gubenur Bali, Bapak Wayan Koster atas pembangunan Pelabuhan Segitiga Emas di Sampalan, Nusa Penida ini,” pungkasnya.

Pembangunan Pelabuhan Sanur yang dilakukan pemerintah juga mendapat apresiasi dari tokoh Desa Sanur Kaja. Kepala Desa (sekarang Perbekel) Desa Sanur
Kaja periode 1994 sampai 2002, I.B. Ketut Kiana, S.H., yang dihubungi, Kamis (10/11) memberikan apresiasi yang positif terhadap upaya Pemerintah Provinsi Bali bersama
Pemkot Denpasar yang terus berjuang agar pembangunan pelabuhan ini bisa terealisasi.

Tidak mudah untuk bisa membangun pelabuhan tersebut. Perlu kerja keras dan usaha yang maksimal untuk bisa terwujud seperti sekarang. Pihaknya mengaku pihak desa adat juga sangat mendukung terealisasinya pembangunan pelabuhan ini. Terbukti, sedikitnya belasan are tanah desa adat diberikan untuk mendukung pembangunan tersebut. “Kami di desa adat sangat mendukung terwujudnya pembangunan pelabuhan ini,” ujarnya.

Baca juga:  Kampung Terisolir, Warga Bukit Galah masih Bertahan di Amerta Bhuana

Karena itu, ke depan setelah operasional pelabuhan sudah berjalan, pihaknya ingin potensi lokal jangan diabaikan begitu saja. Harapannya, apa yang terjadi di Sanur ini bisa memberikan dampak yang positif bagi lingkungan dan juga warga Sanur.

Demikian pula akses-akses untuk kegiatan agama dan adat yang sudah sejak lama dilakukan di sekitar lokasi pelabuhan harus tetap diberikan ruang. Jangan sampai pembangunan pelabuhan ini akan mengganggu kegiatan agama dan adat di wilayah itu. “Kami berharap apa yang menjadi tradisi kami sebelumnya di lokasi itu, harus tetap
diberikan ruang yang nyaman. Seperti kegiatan nganyud dan sebagainya,” ujar tokoh masyarakat yang juga anggota DPRD Denpasar tiga periode ini.

Ketua Bali Tourism Board (BTB) I.B. Agung Partha Adnyana, Kamis (10/11) mengapresiasi upaya Gubernur Bali dalam mendatangkan proyek infrastruktur ke Bali.
Pelabuhan Sanur merupakan dambaan masyarakat Bali sejak lama karena tak perlu lagi turun ke pantai untuk naik ke kapal. Dengan adanya pelabuhan juga sekaligus
mengangkat citra pariwisata Bali bahwa telah siap membawa wisatawan khususnya ke Nusa Penida, yang tak kalah dengan pesona Bali daratan.

Setiap harinya, sebelum pandemi, ada 2.000 – 3.000 orang yang menyeberang ke Nusa Penida. “Dengan adanya dermaga dari APBN ini, kami sangat bahagia, mudah mudahan dengan adanya pelabuhan ini ada peningkatan kunjungan lagi, khususnya ke NusanPenida,” ujarnya.

Baca juga:  Banyak WNA Jadi Korban saat Berwisata di Nusa Penida, Pemkab Upayakan Antisipasi

Nama Bali ditambah fasilitas hotel, restoran, adat budaya yang bagus akan semakin cemerlang dengan adanya fasilitas publik yang mumpuni, yang dibangun di masa kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster. Dengan adanya Pelabuhan Sanur juga berdampak langsung pada UMKM di sekitar pelabuhan dan masyarakat Sanur karena
upaya tersebut rupanya gayung bersambut dengan rencana Desa Adat Sanur yang akan menata etalase UMKM di sekitar pantai.

“Rata-rata orang yang menyeberang 2.000 – 3.000 orang sedangkan kapasitas terminal 300, jadi akan ada tumpahan wisatawan di sekeliling Pelabuhan. Ini UMKM
Sanur kita hidupkan baik kuliner, dan ekrafnya, kita lagi atur itu,” ujarnya.

Penataan UMKM akan dibuatkan lebih representatif untuk wisatawan. Di sekeliling pelabuhan juga perlu ditata sebagai bagian dari pelabuhan, agar ekonomi hidup.
Menurutnya, dibukanya pelabuhan harus disikapi masyarakat dan desa setempat untuk memetik peluang. Maka dari itu UMKM di sana juga harus ditata agar mampu
memetik manfaat dari adanya Pelabuhan Sanur. (kmb/balipost)

BAGIKAN