Kunjungan ke UMKM di Desa Sukarara, Lombok pada Rabu (5/10). (BP/eka)

MATARAM, BALIPOST.com – Desa Sukarara, Lombok Tengah merupakan salah satu desa tua, dengan jumlah penduduk sekitar sepuluh ribuan jiwa. Sebagian besar penduduk di desa ini adalah perajin.

Pada awalnya hasil kerajinan warga dipasarkan secara offline. Sejak 2019, para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di desa ini mengikuti pelatihan digital marketing yang diselenggarakan Badan Aksesebilitas Komonikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo.

Omzet penjualan UMKM di desa ini mengalami peningkatan. Selain diberikan program pelatihan digital marketing, Bakti juga telah membangun akses internet di desa.

Dengan adanya akses ini, berbagai keunggulan dan produk-produk yang ada di desa dapat dipromosikan ke dunia global. “Kami menyadari bahwa, sebagai penyangga pariwisata, desa kami masih sangat memerlukan uluran tangan. Kami sangat membutuhkan pelatihan-pelatihan tersebut. Yang jelas masyarakat kami merasa terbantu dengan adanya Bakti Kominfo ini,” terang Kepala Desa Sukarara, Zakharia di Kantor Desa Sukarara, Rabu (5/10).

Baca juga:  Tekan Importir Nakal, Jaksa Kerahkan Intelijen

Salah satu pengusaha kuliner yang ikut dalam pelatihan digital marketing, Yosi mengaku pelatihan yang didapatkannya sangat berperan besar bagi usahanya. Hal itu sangat dirasakan saat pandemi COVID-19 melanda di 2020.

Di tengah banyak usaha yang mengalami penurunan, omzet penjualannya malah mengalami peningkatan. “Setelah mengikuti pelatihan digital marketing, omzet kami mengalami peningkatan. Dengan digital marketing kami dapat menjangkau konsumen yang tidak dapat dijangkau offline,” tuturnya.

Baca juga:  Transaksi di Denfest 2018 Tembus Rp 7 Miliar

Hal senada juga disampaikan Satria. Pria yang mengaku tidak pernah sekolah ini merasa sangat terbantu dengan pelatihan yang diselenggarakan BAKTI Kominfo. Ia berharap agar program seperti ini dilanjutkan, mengingat belum sua perajin di desanya dapat pelatihan terkait digital marketing. “Dengan ilmu yang kita dapat dari BAKTI ini, telah merubah nasib kami. Jika kami hanya mengandalkan tenaga semata, maka internet telah menolong kami dalam menjual produk,” terangnya.

Baca juga:  Bacaleg Johnny Plate akan Dikonsultasikan ke KPU

Sementara itu, Direktur LTI untuk Pemerintah dan Masyarakat BAKTI, Danny Januar menjelaskan pada 2019 Desa Sukarara masih kesulitan sinyal internet. Setelah pemerintah masuk melalui program 3T untuk percepatan infrastruktur telekomunikasi, desa ini mulai mendapatkan akses internet.

Dengan kehadiran infrastruktur komunikasi atau internet, puhaknya bisa mendorong ekosistem digital. Dilakukan pelatihan digital marketing bagi masyarakat UMKM dan saat ini bisa lihat contohnya di Desa Sukarara. Untuk kelanjutan program pelatihan UMKM, kedepan pihaknya akan mengajak semakin banyak pihak. (Eka Adhiyasa/balipost)

BAGIKAN