Kondisi Pasar Yangapi yang tak terurus dan kiosnya banyak tutup. Pasar ini rencananya direvitalisasi sehingga bisa ramai dikunjungi dan memberikan pendapatan bagi pemerintah. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Pasar Amerta Gunung Sari atau yang selama ini dikenal masyarakat dengan nama Pasar Yangapi kondisinya tidak seperti pasar milik Pemerintah di tiga kecamatan lainnya. Pasar yang ada di Kecamatan Tembuku itu mati suri dan terkesan tak terurus. Hal itu diakui Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, Minggu (4/9).

Diar sempat mengunjungi pasar Yangapi Sabtu bersama bupati dan ketua DPRD. Ia prihatin melihat kondisi Pasar Yangapi yang disebutnya setengah hidup, setengah mati. Padahal pasar tersebut punya areal luas.

Bangunan kios di pasar itu juga banyak namun hanya sedikit yang termanfaatkan. Kata Diar pasar itu masih menyumbang pendapatan. Namun tidak seberapa.

Baca juga:  Persiapkan Klungkung Jadi Destinasi Wisata, Pasar Seni Semarapura akan Direvitalisasi

Sebab dari komunikasinya dengan sejumlah pedagang di ruko bagian depan, pedagang yang jualan di sana bayar retribusi Rp 10 ribu per tiga hari. Itupun kalau buka. “Pengelolaannya tidak jelas,” terangnya.

Untuk mengoptimalkan keberadaan aset pasar itu, Diar mengatakan bupati berencana melakukan revitalisasi. Menurutnya kondisi bangunan yang ada di pasar tersebut masih bisa direhab.

Diar juga mengatakan perlu mendapat laporan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) soal kondisi detail pasar, baik aset hingga sistem pengelolaannya selama ini. “Intinya aset-aset kita di Bangli harus maksimal. Tidak boleh aset-aset diam. Apalagi punya potensi menghasilkan pendapatan,” kata wakil bupati asal Desa Belantih, Kintamani itu.

Baca juga:  Pernak-Pernik Imlek Diserbu Pembeli

Sebelumnya Anggota DPRD Bangli I Made Sudiasa mengungkapkan harapannya agar Pasar Yangapi direvitalisasi. Menurutnya Pasar Yangapi punya potensi luar biasa.

Pasar Yangapi merupakan satu-satunya pasar rakyat yang ada di Kecamatan Tembuku. Lokasinya yang strategis, menjadikan pasar itu dekat untuk dijangkau desa-desa di kecamatan tersebut.

Karenanya Sudiasa sangat mengharapkan Pasar Yangapi yang sudah lama mati suri dapat diprogramkan Pemkab untuk ditata di tahun 2023 mendatang. Jika memang untuk pembangunannya dibutuhkan bantuan dana pemerintah pusat, agar diusulkan mulai sekarang.

Baca juga:  Puluhan Kios Pasar Yangapi Rusak Tak Terurus

Tak hanya ditata, Pemkab melalui Disperindag juga diharapkan membuat konsep dan strategi agar pasar itu tetap bisa hidup. “Dulu pasar itu (pasar Yangapi) luar biasa ramai. Lama kelamaan sepi. Ini harus dicarikan jalan keluar. Kira-kira permasalahannya seperti apa,” ujarnya diwawancara beberapa waktu lalu.

Disperindag, menurut Sudiasa, seharusnya merasa tertantang melihat pasar-pasar kecil yang ada di desa-desa yang ramai pedagang dan pembeli. “Sedangkan Pasar Yangapi tidak bisa ramai. Ini harus dipecahkan dan dicarikan jalan keluarnya,” kata anggota dewan asal Desa Undisan, Tembuku itu. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN