Tangkapan layar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, memberikan sambutan dalam Seminar Global Health Architecture: Bali for the World on Health, Resilience, and Happiness, Sabtu (27/8). (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Potensi investasi bidang kesehatan di Indonesia sangat besar. Salah satunya, menurut Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, adalah pengembangan biomedik dan genome sequencing yang selama dua tahun terakhir sudah dirasakan manfaatnya dalam penanganan pandemi COVID-19.

Dalam sambutan virtualnya di Global Health Architecture: Bali for the World on Health, Resilience, and Happiness, Sabtu (27/8), Menkes mengajak investor untuk menanamkan modal di bidang biomedik ini karena sangat potensial. Sebab, populasi Indonesia yang merupakan keempat terbesar di dunia dapat dimanfaatkan dalam penelitian biomedik yang akan bisa mempermudah diagnosa dan penanganan penyakit di masa depan.

Ia pun mengatakan Bali menjadi salah satu lokasi yang dipilih sebagai pusat dari penelitian biomedik ini. Bali disebutnya sangat siap untuk menjadikan layanan kesehatan sebagai sektor yang bisa dijadikan sebagai industri yang membuat perekonomian di provinsi itu kembali bangkit setelah terpuruk dihantam pandemi COVID-19 selama 2 tahun. “Bali tidak asing dengan keramahtamahan dan industri kesehatan juga membutuhkan keramahtamahan. Banyak artis, arsitektur, dan pengusaha terkenal memilih Bali sebagai tempat tinggal. Di masa depan, para dokter dan ilmuwan biomedik juga akan tinggal di Bali seiring dijadikannya Bali sebagai pusat layanan kesehatan global,” katanya optimis.

Baca juga:  Menag Lepas Kloter Pertama Jemaah Haji 2017

Ia menyebutkan di Bali saat ini sedang dibangun pusat kesehatan terintegrasi yang bekerjasama dengan Mayo Clinic, salah satu RS terkemuka di Amerika Serikat. Selain itu, RSUP Prof. Ngoerah juga saat ini membangun Gedung Aesthetic Center. Gedung baru tersebut ditargetkan selesai dibangun akhir tahun 2022 dan menjadi awal bagi pengembangan industri kesehatan di Pulau Bali. Ditambah lagi, sudah banyak RS berstandar internasional yang beroperasi di Bali untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan wisatawan mancanegara yang berlibur.

Baca juga:  Jika Transmisi Lokal Terus Meluas, Sulit Tumbuhkan Kepercayaan Wisatawan

Ditambahkan Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lucia Rizka Andalusia, belum lama ini, pemerintah telah membangun Biomedical dan Genome Sience Initiative (BGSi) yang merupakan bagian dari pilar transformasi kesehatan bidang teknologi kesehatan yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan. Teknolgi BGSi akan mempermudah diagnosa dan penanganan penyakit pada seseorang. Melalui BGSi, ke depan diagnosisnya menggunakan genome sequencing.

Genome sequencing adalah metode yang digunakan untuk mengurutkan genom yang berada di organisme, seperti bakteri, virus, dan manusia. Genome adalah materi genetik yang tersusun dari DNA.

Baca juga:  Dari Atasi Kemacetan Sanur hingga Tinggi Gelombang di Selat Badung

Metode genome sequencing banyak digunakan sebagai penelitian di bidang genetik dan biologi molekuler, termasuk di bidang medis untuk memahami berbagai penyakit. Program ini bertujuan untuk mengembangkan pengobatan yang lebih tepat bagi masyarakat.

Saat ini, mesin genome sequencing hanya ada 12 unit. Nanti akan ada sekitar 30 unit yang akan digunakan di rumah sakit rujukan nasional.

Dalam implementasinya, BGSi dilaksanakan di tujuh rumah sakit vertikal yaitu RSUPN RSCM untuk penyakit metabolik, RS Pusat Otak Nasional (RS PON) untuk penyakit neuro, RSPI Sulianto Saroso untuk infeksi, RSUP Persahabatan, RS Kanker Dharmais untuk kanker, RSUP Sardjito untuk penyakit genetik, dan RS Prof I.G.N.G. Ngoerah untuk aging dan wellness. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN