Seorang petugas melakukan fogging untuk mencegah DBD. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Memasuki musim pancaroba, kasus Deman Berdarah Dengue (DBD) selalu mengalami tren peningkatan. Demikian pula saat ini, kasus DBD mulai menunjukan peningkatan.

Karena itu, sejumlah desa/kelurahan di Denpasar mulai mengoptimalkan kembali upaya pemberantasan sarang nyamuk dengan berbagai tindakan, salah satunya, fogging. Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Tri Indarti yang dihubungi, Rabu (27/7) mengungkapkan data kasus DBD selama ini.

Berdasarkan data terakhir dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar kasus DBD sejak Januari hingga 15 Juli 2022 sebanyak 684 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 5 orang bahkan sampai meninggal dunia.

Disebutkan, sebaran kasus DBD per bulan pada tahun 2022 yakni, pada bulan Januari sebanyak 137 kasus. Selanjutnya pada bulan Februari 73 kasus, Maret 115 kasus, April sebanyak 148 kasus, Mei 124 kasus, Juni 66 kasus, serta Juli sebanyak 21 kasus.

Baca juga:  Kasus Menunjukkan Tren Naik, Warga Diminta Waspadai DBD

Kali ini bukan hanya DBD yang perlu diwaspadai. Karena juga muncul kasus chikungunya. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, untuk khasus chikungunya sejak Januari hingga Juni 2022 sebanyak 517 kasus. Sebaran kasusnya per bulan yakni Januari sebanyak 42 kasus, Februari sebanyak 59 kasus. Selanjutnya pada Maret sebanyak 43 kasus, April 153 kasus, Mei sebanyak 134 kasus, serta Juni sebanyak 86 kasus.

Tri Indarti pun mengajak masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan masing-masing. “Agar kasusnya tidak semakin meningkat, pemberantasan sarang nyamuk atau PSN memang harus membudaya di dalam kehidupan rumah tangga, jangan ada air tergenang,” katanya.

Baca juga:  Kasus DBD di Bali Alami Peningkatan, Ini 3 Wilayah Terbanyak

Selain itu, pihaknya juga melakukan upaya fogging massal dengan menyasar desa/kelurahan. “Namun, ini harus didukung masyarakat, karena kalau hanya mengandalkan pemerintah, tidak akan efektif. Makanya PSN dengan 3M plus itu penting,” katanya.

Sejatinya, fogging tidak bisa mengatasi permasalahan demam berdarah dengan tuntas, tapi masyarakat terlanjur merasa aman jika sudah dilakukan fogging. Pencegahan DBD ini akan lebih efektif jika fogging diimbangi dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk, dengan menggunakan istilah 3M plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali serta menimbun sampah-sampah dan lubang-lubang pohon yang berpotensi sebagai tempat perkembangan jentik-jentik nyamuk.

Baca juga:  Bocah 9 Tahun Meninggal Dunia Akibat DB

Selain itu juga dapat dilakukan dengan melakukan tindakan plus seperti memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, menyemprot dengan insektisida, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik nyamuk secara berkala serta tindakan lain yang sesuai dengan kondisi setempat. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN