Suasana di Pasar Kayuambua Bangli. (BP/dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pascakepastian penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah masuk Bali, kabupaten yang melaporkan ternak terjangkit bertambah. Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali menyebut ada 3 kabupaten yang melaporkan ternak terjangkit PMK, yakni Gianyar, Karangasem, dan Buleleng.

Pada Minggu (3/6), Bangli mengonfirmasi adanya sapi milik peternak yang tertular dan menjadi kabupaten keempat yang melaporkan kasus. Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli menemukan dua ekor sapi di Bangli terjangkit.

Kepala Dinas PKP Kabupaten Bangli Made Alit Parwata mengatakan dua ekor sapi yang terjangkit PMK itu ditemukan di Banjar Tabih, Desa Buahan, Kintamani. Kasus itu ditemukan berawal dari laporan adanya ternak sapi yang menunjukan gejala PMK pada 26 Juni lalu.

Baca juga:  Dari Anggota Sabhara Ditemukan Tak Bernyawa hingga Korban Jiwa COVID-19 Bali Alami Peningkatan

Selanjutnya pada 1 Juli pihaknya turun bersama Balai Besar Veteriner (BB Vet) dan melakukan pengambilan sampel untuk kemudian diperiksa. “Hasilnya dinyatakan positif PMK,” kata Alit.

Berdasarkan hasil penelusuran diketahui bahwa sapi tersebut dibeli oleh pemiliknya di Pasar Hewan Kayuambua pada 23 Juni lalu. Saat dibeli, sapi masih dalam kondisi sehat.

Tidak nampak gejala terjangkit penyakit sehingga dibawa pulang dan ditempatkan dalam satu kandang. “Sebenarnya pemiliknya ini pelihara empat ekor sapi. Tapi ditempatkan dalam dua kandang berbeda. Tiap kandang isi dua ekor. Jarak kandangnya berjauahan sekitar 150 meter. Yang kena (PMK) ini ada dalam satu kandang,” jelasnya.

Baca juga:  Tokoh Kesehatan Masyarakat, Prof. Wirawan Berpulang

Alit mengatakan pihaknya masih menelusuri dari mana asal sapi tersebut. Saat ini dua ekor sapi yang terjangkit PMK itu kondisinya masih hidup.

Untuk mengantisipasi meluasnya penyakit PMK di Bangli, pejabat asal Desa Abuan, Susut itu mengaku telah mengedukasi peternak. Peternak diminta menerapkan biosecurity ketat di areal kandang.

Seperti dengan melakukan penyemprotan disinfektan. Selain itu orang yang keluar masuk kandang harus dibatasi untuk menjaga kandang ternak tetap steril.

Disampaikan juga bahwa Dinas PKP Bangli telah meminta vaksin PMK ke pemerintah pusat. Alit mengaku sudah menyampaikan data populasi ternak di Bangli.

Baca juga:  Diduga Tabung Elpiji Meledak, Rumah di Rangdu Terbakar

Tak hanya sapi, juga babi dan kambing. Khusus sapi, disebutkan jumlah populasi di Bangli sebanyak 68.800 ekor lebih. Alit menambahkan bahwa meski muncul kasus PMK di Bangli hingga saat ini Pasar Hewan di Kayuambua masih tetap buka. Hanya saja belum diketahui seperti apa transaksi di pasar itu saat ini.

Untuk mengantisipasi menyebarnya penyakit PMK di Bangli, pihaknya mengaku telah memerintahkan koordinator pasar hewan setempat untuk mengecek asal usul hewan ternak yang masuk pasar. Selain itu pihaknya juga menugaskan satu orang dokter hewan untuk memeriksa setiap hewan ternak sebelum masuk ke pasar tersebut. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN