Sejumlah armada Trans Serasi. (BP/Dokumen)

TABANAN, BALIPOST.com – Dinas Perhubungan kabupaten Tabanan sudah berancang untuk melanjutkan kembali program angkutan siswa Trans Serasi, seiring rencana diberlakukannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas yang berlaku untuk semua jenjang sekolah mulai April 2022. Hanya saja, jika sebelumnya program ini gratis lantaran disubsidi oleh Pemerintah Daerah melalui APBD, selanjutnya untuk biaya operasional akan dibebankan kepada orangtua.

Kepala dinas perhubungan Tabanan, I Made Yasa mengatakan pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi, baik dengan Dinas Pendidikan dan mengundang para Kepala SMP negeri maupun swasta, ketua komite, dan perwakilan angkot Trans Serasi. Seperti diketahui program layanan ini memang digagas oleh pemerintah kabupaten Tabanan untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas di tingkat pelajar. “Dari kami tentu siap mendukung apalagi tujuan program ini sejak awal untuk keselamatan siswa ke sekolah, ada 80 unit armada siap untuk seputaran sekolah di kota,” terangnya, Senin (14/3).

Baca juga:  Anak Dewan 'Adu Jangkrik" dengan Trans Serasi

Namun, lanjut Yasa, dari segi biaya operasional angkot tidak dianggarkan lagi di APBD karena pandemi COVID-19. Biaya operasional pun dibebankan kepada orangtua siswa dengan tarif yang sudah disepakati bersama, baik dari pihak sekolah (komite) dengan angkot.

“Dulu dibiayai APBD, karena dana itu digunakan untuk fokus penanganan COVID-19, sehingga kita komunikasikan untuk biaya operasional angkot dikenakan pada komite (orangtua), tadi dari pihak angkot menetapkan Rp 6.000 untuk PP, termasuk juga akan menggandeng perbankan untuk sistem pembayaran yang diarahkan secara non tunai,” ucapnya.

Baca juga:  AP II Raih Pendapatan Rp 8,24 Triliun

Jika sudah ada kesepakatan, siswa yang akan menggunakan layanan ini didata, untuk nantinya disiapkan armada sesuai dengan jurusannya. “Tinggal nanti para guru dan komite mengomunkasikan dengan orangtua siswa, sehingga saat PTM sudah berjalan, angkutan juga sudah siap,” jelasnya.

Sejatinya untuk layanan angkutan siswa ini, di sejumlah kecamatan sudah mulai beroperasi, seperti di Baturiti, Kerambitan dan Penebel. Sedangkan untuk daerah lainnya masih dilakukan penjajakan kembali. “Wilayah lain di luar kota masih akan kita jajaki, karena tujuan program angkutan siswa ini untuk keselamatan mereka, mengingat di usia mereka memang belum diizinkan untuk membawa kendaraan bermotor,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)

Baca juga:  Pemerintah Mesti Beri Insentif ke Pelaku Usaha di Bali
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *