Atal S. Depari. (BP/Istimewa)

KENDARI, BALIPOST.com – Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Atal S. Depari, menegaskan, atlet itu sebaiknya dicetak, diciptakan atau didesain. Sebab, tidak ada atlet yang ditemukan secara tiba-tiba, seorang atlet hebat pun. Demikian diungkapkan dengan penuh semangat oleh Atal saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) PWI Pusat di Hotel Dblitz Kendari, Senin (7/2/2022).

Atal mengawali sambutannya dengan menceritakan bahwa sebagai wartawan olahraga, dirinya telah mendapatkan banyak pengalaman soal peliputan berita olahraga dan konsep pembinaan olahraga yang sebenarnya sangat ideal. “Saat menjadi wartawan olahraga, saya pernah melakukan liputan di China, saat itu menyaksikan pembinaan ala orang China. Bahwa atlet itu memang dimulai dari rumah. Perhatian dan dukungannya dari orang tua sejak anaknya balita. Lalu, atlet itu by design. Itu ternyata yang terbaik. Jadi tidak ada atlet yang tiba-tiba ditemukan karena berprestasi,” ujar Atal yang juga pernah menjabat Ketua Siwo PWI Pusat.

Baca juga:  Gelar Aksi, AJB Tuntut Cabut Remisi Susrama

Maka dari itu, tambah Atal, saat ini sudah tepat dengan adanya program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang dibuat oleh pemerintah Indonesia. “Dari segi program ini sudah benar. Memang untuk memperoleh atlet berkualitas dan berprestasi, harus ada upaya mendesain secara terprogram. Yang dilakukan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang akan bekerjasama dengan PWI Pusat, adalah upaya yang tepat sebagai awal pembinaan jangka panjang,” tambahnya, dalam keterangan pers yang diterima.

Baca juga:  Sebelum Berpulang, Margiono Sempat Janji Hadiri HPN di Kendari

Menurut Atal, untuk mencapai prestasi yang baik, juga diperlukan lahirnya atlet dalam jumlah yang banyak, sehingga mampu melahirkan banyak bintang dari sana. Atal juga berbicara soal Porwanas, yang menurutnya Siwo hendaknya mampu melaksanakan Porwanas dengan lebih baik dari waktu ke waktu. “Yang terbaik adalah terus ada peningkatan dari waktu-ke waktu. Harus ada perkembangan prestasi dan kualitas kepanitian dan penyelenggaraannya,” ungkap jurnalis senior Suara Karya itu.

Porwanas merupakan pertaruhan Siwo PWI dalam dunia olahraga, dimana olahraga harus mendapatkan perlakukan yang baik, terutama sportivitasnya.
“Saya melihat ada usaha untuk terus memperbaiki kualitas pelaksanaannya, itu baik. Dan harus demikian. Daerah yang menjadi tuan rumah juga harus mulai belajar sebagai pelaksana yang baik,” ungkap Atal.

Baca juga:  Hari Ini, Tambahan Kasus COVID-19 Nasional di Atas 7.300 Orang

Terutama dalam pelaksanaan pertandingan juga harus dilandasi dengan sportivitas yang tinggi dan rasa solidaritas serta kekerabatan yang juga diutamakan. “Janganlah ada upaya untuk saling menyakiti sesama atlet. Pertandingan yang rawan benturan pun dinilai dari kualitas atletnya. Semakin tinggi risiko cedera, semakin harus berhati-hati melakukannya,” katanya.

Maka dari itu untuk Porwanas seperti di Jawa Timur harus diutamakan keselamatan atletnya, dan jangan berpikir bertanding asal menang saja. (kmb/balipost)

BAGIKAN