Bupati Karangasem, Gede Dana menanam bibit kapas. Karangasem menargetkan jadi sentra kapas untuk memenuhi kebutuhan pasar yang cukup tinggi. (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Petani yang sebelumnya menanam bibit kapas dalam waktu dekat memasuki masa panen. Diprediksi panen kapas pada Februari dan Maret 2022 ini.

Mencegah anjloknya harga, Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Karangasem (Diskop UKM Perindag) dan Dinas Pertanian (Distan) Karangasem akan mempertemukan petani dengan pengepul kapas.

Kepala Diskop UKM Perindag Karangasem, I Gede Loka Santika, mengatakan untuk jangka pendeknya pihaknya bakal mempertemukan petani kapas dengan pengepul. Kata dia, pertemuan itu diharapkan bisa menyatukan persepsi terkait harga kapas di petani. “Biar di tataran petani tidak rugi, apalagi ini merupakan panen perdana, sehingga pemerintah tetap berkomitmen menjaga harga agar petani tidak sampai dirugikan,” ucapnya.

Baca juga:  Harga Tak Sesuai Perjanjian, Petani Kapas Ingin Beralih

Sekretaris Dinas Pertanian, Putu Antara, mengatakan, luas lahan yang ditanami kapas seluas 15 hektare. Penanaman dimulai pada Desember 2021 sehingga saat petani tinggal panen kapas. “Akhir bulan ini panen kapas sudah bisa dimulai, puncaknya mungkin pada Maret 2022,” katanya.

Antara, menambahkan, diperkirakan produksi budidaya kapas rata-rata 1 ton per hektare, sehingga dengan 15 hektare budidaya kapas akan mendapatkan produksi 15 ton kapas. “Pemasaran masih menjadi kendala petani, sehingga perlu dicarikan solusi. Kami sudah mendata ada 5 pengepul, dan 50 perajin pemintal. Yang perlu dicarikan solusi adalah masalah harganya,” jelasnya.

Baca juga:  Bali Sudah Kembangkan Pertanian Organik Berbasis Budaya

Sedangkan, Tim Ahli Bupati Bidang Pembangunan I Nengah Rimpi menekankan, pentingnya OPD terkait untuk merumuskan strategi pemasaran agar petani yang membudidayakan kapas tidak kapok. “Jadi, OPD terkait memfasilitasi pemasaran kapas yang dihasilkan petani. Dengan begitu, maka petani tidak sampai merugi,” ujar Rimpi. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN