Petugas Kantor SAR Jembrana, Polsek Negara, Satpolair Polres, dan Posal Pengambengan mengecek ke rumah nelayan di Muara Lampu, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara yang dikabarkan tenggelam saat melaut. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Menindaklanjuti informasi adanya jukung tenggelam, Kantor SAR Jembrana, Polsek Negara, Satpolair Polres dan Posal Pengambengan mengecek ke rumah nelayan di Muara Lampu, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara. Dari hasil pengecekan, yang sudah terkonfirmasi jukung tenggelam baru satu dari dua jukung yang berangkat berbarengan pada Senin (24/1).

Dua penumpang dari jukung warna biru, Nafan (42) dan Najib berhasil diselamatkan perahu lain. Sedangkan jukung lainnya warna hijau, yang dibawa melaut Heri dan Poniman belum dapat dipastikan tenggelam.

Baca juga:  Walau Sudah Bawa Suket, Warga Madura Masuk Gilimanuk Harus Jalani Skrining Ulang

“Yang kami cek satu jukung tenggelam dan kedua nelayan selamat, ditolong kapal dari luar Bali dan sudah di rumah,” ujar Dewa Hendri, Koordinator Kantor SAR Pos Jembrana.

Sedangkan satu jukung lainnya, yang diinfokan awal juga tenggelam, belum dapat dipastikan. Dari pengecekan pihak kepolisian dan keterangan keluarga, tidak ada saksi melihat jukung yang ditumpangi Heri dan Poniman itu tenggelam. Namun, kepada istrinya, Poniman sempat pamit akan melaut dua hari dan membawa bekal beras.

Baca juga:  Antisipasi Arus Balik di Gilimanuk, Terminal Kargo Mulai Dioperasikan

Diperkirakan kedua nelayan masih melaut dan belum bisa dihubungi. Sebab di perairan yang dituju oleh keduanya tersebut tidak ada sinyal.

Rencananya dari SAR dan Satpolair Jembrana akan melakukan patroli memastikan tersebut. Sementara sejumlah keluarga juga masih menunggu di pantai sekitar rumah.

Sementara itu, Nafan (42) nelayan yang sempat tenggelam mengaku perahu tenggelam pada Senin (25/1) dinihari. Saat itu cuaca angin kencang di tengah laut dan ombak bergulung menerjang jukungnya.

Akhirnya jukung terbalik di tengah laut, dan ia menyelamatkan diri dengan naik jukung yang terbalik bersama anaknya. “Kebetulan ada perahu yang melintas dari Jawa, kami lalu berteriak minta tolong dan dinaikkan ke kapal, jukung kami tinggal,” kata Nafan.

Baca juga:  Rekrutmen PPPK akan Ikuti Seleksi Kompetensi

Lalu keduanya menumpang jukung nelayan asal Cupel untuk pulang ke Pengambengan. Sedangkan perahu yang dinaiki Poniman saat berangkat memang barengan.

Tapi setelah sampai di dekat lokasi tenggelam mereka terpisah. “Keluarga menunggu sampai besok, karena biasanya juga dua hari memancing,” kata dia. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN