Pemilik swalayan Ayu Nadi, AA Ngr Agung Agra Putra ST memperlihatkan Anugerah Bali Brand yang diperolehnya. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 yang melanda hampir 2 tahun terakhir berimbas pada dunia usaha ritel karena turunnya daya beli masyarakat. Namun, berkat inovasi dan pelayanan yang diberikan kepada para pelanggannya, salah satu group ritel di Bali, Swalayan Ayu Nadi tetap bisa eksis memasuki seperempat abad beroperasi.

Pemilik swalayan Ayu Nadi, A.A. Ngurah Agra Putra, ST., mengungkapkan bisnis ritel di masa pandemi mengalami penurunan omzet. Namun, karena ritel merupakan unit usaha yang bergerak dalam sektor penyedia kebutuhan pokok masyarakat, keberadaannya masih bisa eksis.

Diakui, bila dibandingkan sebelum pandemi, omzet penjualan yang dialami sektor ritel, mengalami penurunan. Terlebih, Bali selama ini sangat tergantung dengan pariwisata.

Kiprah Ayu Nadi yang kini telah memasuki usia 25 tahun, merupakan usaha keluarga yang dirintis A.A. Susruta Ngurah Putra. Perjalanan Ayu Nadi yang kini dikelola generasi kedua ini, berjalan cukup baik.

Baca juga:  Selain Seroja, Bali Diminta Waspadai Dampak Siklon Tropis Ini

Hal ini terlihat dari perkembangan unit-unit usaha yang terus meningkat.  “Berawal di tahun 1997, dengan outlet pertama di Tuban, Badung, kini terus berkembang. Kini sudah ada tujuh outlet yang tersebar di Denpasar dan Badung,” ujar Agra Putra.

 

Baca juga:  Pascagempa di Selatan Bali, BMKG Belum Deteksi Adanya "Aftershock"

Di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat, bisnis ritel pun tak bisa lepas dari teknologi. Belum lagi, ada perubahan prilaku pelanggan dalam berbelanja.

Semua perubahan ini harus ditangkap pengelola swalayan agar tetap bisa eksis di tengah persaingan yang cukup ketat. Swalayan Ayu Nadi pun tidak menutup diri dengan perkembangan teknologi yang ada.

Selain memiiki big data tentang pelanggan, pendekatan teknologi pun tidak bisa dikesampingkan. “Misalnya saja, layanan online yang kini semakin menjamur di berbagai platform yang ada, mengharuskan swalayan Ayu Nadi ini mengikuti jejak seperti itu. Ini trend baru yang harus juga kami lakukan untuk menjaga pelanggan,” ujarnya.

Dikatakan, salah satu kunci utama dalam melaksanakan bisnis ritel ini, yakni mampu menyediakan barang yang dicari customer. Artinya, pengelola harus tahu apa yang dicari pelanggannya, serta seberapa keperluannya.

Baca juga:  PHDI Bali Bahas Penolakan Proyek SUTET di Kawasan Pura Segara Rupek

Dengan demikian, ketika pelanggan datang ke toko, apa yang mereka cari akan selalu ada. Pelanggan akan sangat kecewa ketika mereka sudah datang ke toko untuk mencari sesuatu, namun kemudian barang yang dicari tidak ada. Ini, disebutnya, merupakan kesalahan dari pengelola swalayan. Karena itu, mengetahui keperluan pelanggan menjadi sangat penting bagi kelangsungkan usaha ritel ke depan.

Dalam mempromosikan produk unggulan serta program diskon atau yang lainnya, Ayu Nadi juga menggunakan beberapa platform media sosial, seperti instagram maupun facebook @ayunadiswalayan. Salah satu outlet-nya berada di Jalan Tukad Batanghari No. 11, Denpasar, buka dari pukul 08.00 hingga 22.00 WITA. Untuk swalayan dan minimarket dari pukul 07.00 hingga 24.00 WITA. (Asmara Putera/balipost)

 

BAGIKAN