I Nyoman Abdi. (BP/Istimewa)

Oleh I Nyoman Abdi

Konsep Ekonomi Kerthi Bali yang disampaikan pada acara peluncuran buku tanggal 22 Oktober 2021 patut diapresiasi. Selanjutnya buku yang mengispirasi konsep kebangkitan ekonomi Bali ini dipaparkan dalam sambutan pembukaan acara perhelatan International Conference on Family Bussines and Enterpreunership (ICFBE) di Grand Inna Kuta, Badung.

Gubernur Bali memperkenalkan konsep pembangunan Ekonomi Kerthi Bali kepada masyarakat internasional utamanya pada akademisi dan praktisi ekonomi dunia. Saya sangat setuju bahwa Bali sudah saatnya menata ulang perekonomian untuk menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali: kembali kepada keorisinilan dan keunggulan sumber daya lokal meliputi alam, krama, dan kebudayaan Bali terutama di sektor pertanian, kelautan dan perikanan, dan industri kerajinan rakyat berbasis budaya branding Bali. Yang tidak kalah pentingnya adalah pembangunan perekonomian Bali dengan mengandalkan keunggulan secara turun menurun (comparative advantages) Sumber Daya Manusia Bali yang terkenal pintar, kreatif, inovatif dan berbudaya sehingga mampu menghasilkan produk atau jasa yang kreatif dan kompetitif. Jika sumber daya alam Bali dikelola dengan kualitas SDM Bali digabungkan dan dikuatkan bersama, maka Bali akan melahirkan produk kreatif yang tidak tertandingi.

Baca juga:  Metamorfosa Pariwisata Bali

Ditambahkan lagi bahwa untuk memperkuat struktur dan fundamental perekonomian Bali diperlukan pengembangan dan penguatan Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dan Koperasi terutama Koperasi Produksi serta Lembaga Perekonomian Adat dalam pengelolaan hasil pertanian, perikanan, perkebunan, dan industri kerajinan rakyat. Pariwisata diposisikan sebagai sumber tambahan (bonus/benefit) dalam perekonomian Bali yang harus dikelola agar berpihak terhadap sumber daya lokal Bali.

Selain itu, hendaknya pengembangan perekonomian Bali mengakomodasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) termasuk teknologi digital yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi kreatif dan digital. Perkembangan IPTEK juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian agar berkualitas, bernilai tambah, berdaya saing, dan berkelanjutan. Penggunaan Teknologi digital ini, dapat diimplementasikan dari proses perencanaan, pelaksanaan transaksi, termasuk juga dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

Politeknik negeri Bali siap mendukung pemberdayaan ini, karena kami memiliki program studi yg terkait seperti Bisnis Digital, Manajemen Informatika, dengan dukungan Peralatan yg dipersiapkan untuk membangun Teknologi Tepat Guna. Jika, telah digunakan ICT secara advance dalam pengembangan UMKM dan Industri kreatif lainnya, maka produk Bali kreatif akan memimpin dalam aspek biaya (cost leadership), sehingga mampu bersaing dalam pasar global.

Baca juga:  Masihkah Jawa Centris?

“Green Ethics”

Kita juga sependapat bahwa ketidakseimbangan struktur dan fundamental perekonomian Bali mengakibatkan perekonomian Bali, di satu pihak sangat tergantung dan sangat rentan terhadap perubahan faktor eksternal, di pihak lain, pertumbuhan kapasitas ekonomi Bali kurang berkembang secara optimal. Guna memperkuat struktur dan fundamental perekonomian Bali ditawarkan oleh Bapak Wayan Koster yang juga Gubernur Bali suatu konsep ekonomi yang komprehensif yaitu Ekonomi Kerthi Bali.

Dalam memperkokoh perekonomian Bali, telah disusun konsep Pembangunan Ekonomi Kerthi Bali yang merupakan konsep pembangunan ekonomi yang komprehensif guna memperkuat struktur dan fundamental perekonomian Bali berbasis sumber daya lokal, berkualitas, bernilai tambah, tangguh, berdaya saing, ramah lingkungan dan berkelanjutan. Untuk Bisa menghasilkan produk yang ramah lingkungan (international concern) secara berkelanjutan, sekali lagi dibutuhkan kesiapan SDM Bali yang berperilaku Green (Green Ethics) dan mutlak dibutuhkan kesiapan IT. Pada aspek ini, Politeknik Negeri Bali sebagai Lembaga Pendidikan vokasi sangat siap untuk mendukung, apalagi di Tahun 2021 ini, Politeknik Negeri Bali mendapatkan hibah oleh pemerintah Swiss dan Belanda dalam Renewable Energy Skill Development (RESD) dan Renewable Energy Training Center (RETC). Melalui program hibah ini, Politeknik Negeri Bali akan menjadi Pusat Pengembangan SDM yang kompeten dalam Energi Baru Terbarukan (Renewable Energy) dalam skala internasional.

Baca juga:  Gubernur Koster Terima HAKI Buku "Ekonomi Kerthi Bali" Membangun Bali Era Baru

Dipertegas bahwa Ekonomi Kerthi Bali merupakan implementasi visi membangun Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Visi tersebut untuk mewujudkan keseimbangan/keharmonisan alam Bali, krama Bali dan kebudayaan Bali sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi, yaitu enam sumber utama kesejahteraan/kebahagiaan kehidupan manusia meliputi: 1) Penyucian jiwa (Atma Kerthi); 2) Penyucian laut (Segara Kerthi); 3) Penyucian sumber air (Danu Kerthi); 4) Penyucian tumbuh-tumbuhan (Wana Kerthi); 5) Penyucian manusia (Jana Kerthi); dan 6) Penyucian alam semesta (Jagat Kerthi).

Dari uaraian di atas bahwa Ekonomi Kerthi Bali didasari pada nilai kearifan lokal Sad Kerthi, bukan Tri Hita Karana. Hal ini jelas dalam nilai-nilai kearifan lokal Bali, Sad Kerthi lebih implementatif dalam mewujudkan tujuan dari Ekonomi Kerthi Bali.

Direktur Politeknik Negeri Bali

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *