SINGARAJA, BALIPOST.com – Tragedi kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas I Tanggerang yang menewaskan puluhan warga binaan, dijadikan pelajaran berarti untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan di areal Lapas Kelas II-B Singaraja.
Mengantisipasi terjadinya situasi darurat, lapas di pusat Kota Singaraja ini meningkatkan pengawasan dan perawatan jaringan instslasi listrik dalam lapas. Antisipasi lain juga dilakukan dengan memasang beberapa Alat Pemadam Api Ringan (APAR-red).
Kepala Lapas (Kalapas) Kelas II-B Singaraja Mut Zaini dihubungi Kamis (9/9) mengatakan, sesuai standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan lapas, secara rutin pihkanya melakukan pengawasan jaringan listrik di seluruh areal lapas. Sesuai jadwal, pihkanya secara terjadwal melancarkan inspeksi mendasak (sidak) mengantisipasi masuknya barang yang tidak diizinkan berada di dalam ruang tahanan. Pihaknya juga memasang APAR di beberapa titik dan rutin mengecek dapur yang setiap hari digunakan untuk mengolah makanan untuk warga binaan. “Mengacu SOP kita rutin mengawasi barang-barang di dalam ruang tahanan, dan peralatan listrik juga rutin kami cek dan sementara ini situasi masih kondusif,” katanya.
Mengantisipasi terjadinya kebakaran, Kalapas Mut Zaeni berkoordinasi kepada PLN. Pada intinya, dia meminta bantuan untuk perawatan dan pengawasan instslasi listrik dalam lapas. Dengan cara ini, setidaknya bisa mengeleminir kemungkinan terjadi hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Buleleng untuk melaksanakan pelatihan atau simulasi penanganan bahaya kebakaran dalam lapas. “Koordinasi sudah kami lakukan dan semoga bisa terlaksana, sehingga kejadian yang tidak kita inginkan dalam lapas tidak terjadi seperti di daerah lain,” katanya.
Di sisi lain Kalapas Mut Zaeni menyebut, hingga sekarang kapasitas lapas maish dalam pase overload. Di mana, warga binaan secara keseluruhan yang ditampung sebanyak 260 orang. Warga binaan ini terdiri dari 78 orang merupakan tahanan dan sisanya sebanyak 182 orang narapidana. (Mudiarta/Balipost)