Rosan P. Roeslani. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Musyawarah Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menuai pro kontra. Sebab, pelaksanaannya yang akan digelar 30 Juni di Kendari, Sulawesi Tenggara itu, di tengah melonjaknya kasus COVID-19.

Bahkan kubu yang menginginkan penundaan akan menempuh jalur hukum terkait pelaksanaan Munas di Kendari itu. Sejumlah pengusaha itu tergabung dalam Forum Kadin Prihatin Covid-19. Kepala Lembaga Mediasi Bisnis Kadin Indonesia John Pieter Nazar dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Minggu, menuturkan permintaan untuk menunda Munas Kadin telah dilakukan secara organisasi, namun tidak digubris.

Baca juga:  Makna Galungan dan Kuningan bagi Umat Hindu

“Upaya-upaya kami, dari Wakil Ketua Umum, Steering Committee, Organizing Committee, Kadin daerah (Kadinda) maupun asosiasi sudah menyampaikan keberatan Munas di Kendari. Upaya ini sudah disampaikan ke Ketua Umum tapi tidak digubris,” katanya.

Menurut Nazar, pihaknya akan menyampaikan laporan ke Mabes Polri paling lambat Senin (28/6) mendatang. Ia menyebutkan penyelenggaraan Munas Kadin melanggar ketentuan PSBB maupun UU Karantina Kesehatan karena menyebabkan kerumunan di tengah melonjaknya kasus Covid-19.

Terkait ini, dikutip dari Kantor Berita Antara, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani mengatakan Presiden Joko Widodo akan menghadiri penyelenggaraan Musyawarah Nasional Kadin di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 30-31 Juni 2021. “Kami menghadap Presiden melaporkan persiapan Munas Kadin tanggal 30 sampai 31 Juni di Kendari. Insya Allah, Presiden menyampaikan akan hadir di Kendari,” kata Rosan dalam keterangan pers virtual seusai bertemu Presiden di Istana Negara.

Baca juga:  Presiden Jokowi Hadir di Sumba, Pariwisata NTT Makin Nge-Hits

Dia mengatakan penyelenggaraan Munas Kadin di Kendari akan berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Pada Munas kali ini juga akan diselenggarakan vaksinasi massal kepada 15.000 orang.

“Acara akan dilaksanakan di ruang terbuka dengan protokol kesehatan yang sangat ketat,” jelas dia.

Menurutnya, undangan yang akan hadir langsung di lokasi yang nanti akan dihadiri Presiden tidak lebih dari 100 orang. “Rencananya (undangan) 200 orang, tapi secara terpisah. Jadi, yang bersama Presiden hanya 100 orang saja. Terbuka lokasinya, di tengah laut. Persiapan sudah berjalan baik,” ujar dia. (kmb/balipost)

Baca juga:  34 Juta Data Paspor Indonesia Diduga Bocor
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *