Salah satu anak kecil sedang menjajakan tisu. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Dalam sepekan terakhir, petugas Satpol PP dan Damkar Klungkung, terus melakukan penertiban terhadap puluhan gepeng asal Karangasem. Mereka ditertibkan, karena menimbulkan kesan tak baik Kota Semarapura, sehingga langsung ditertibkan dan dipulangkan kembali ke Karangasem.

Merespons hal ini agar tidak terus berulang, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta akan menemui Bupati Karangasem I Gede Dana. Bupati Suwirta, Minggu (25/4), mengaku prihatin melihat banyak warga menjadi peminta-minta. Bahkan, mengajak serta keluarga hingga anak yang masih balita.

Ia mengaku terpanggil turun tangan bersama menyelesaikan permasalahan ini, agar tidak terus terulang. “Ini harus dikerjakan bersama antar kabupaten. Saya akan segera temui Bupati Karangasem untuk membicarakan masalah ini. Termasuk rencana menghapus piutang piutang Pemkab Karangasem terhadap RSUD Klungkung, saat Klungkung membantu penanganan korban erupsi Gunung Agung. Karena piutang ini rencana akan diputihkan,” kata Bupati Suwirta.

Baca juga:  Fastboat Tolak Evakuasi WNA Pengawasan COVID-19, Begini Upaya Suwirta Memindahkan ke Daratan

Saat terjaring razia Sat Pol PP dan Damkar, Bupati Suwirta mengaku sudah melakukan pembinaan sebelum mereka dipulangkan. Agar, setelah dipulangkan ke daerah asalnya, tidak malah kembali lagi. Maka, upaya-upaya razia ini akan sia-sia.

Sebab, sekarang tidak hanya gepeng yang menjadi masalah, sejak terjadi pandemi ini, banyak juga anak-anak dari Karangasem turun ke jalan-jalan umum, ke rumah-rumah, hingga pasar dan perkantoran untuk berjualan tisu maupun makanan. Banyak warga mengeluhkan anak-anak itu, karena dianggap mengekploitasi anak.

Baca juga:  Peringatan Hari Koperasi, Bupati Suwirta Dorong Bisa Terlibat Tingkatkan Perekonomian

Jika ini dibiarkan terus menerus, akan sulit untuk menengahi lagi. Karena belakangan jumlahnya semakin banyak. “Saya yakin anak-anak ini tidak ada niatan jualan tisu dan makanan sampai keliling kota. Itulah sebabnya mereka harus dicarikan solusi agar tidak terus menerus begini. Bahkan ada yang sampai tidur di kolong jembatan Tukad Unda,” tegasnya.

Bupati Suwirta sendiri sempat datang langsung ke Pasar Senggol Semarapura untuk memastikannya. Ia sendiri melihat langsung banyak anak-anak demikian. Bahkan, sempat ditawari beli tisu oleh anak-anak yang tidak menyadari dirinya seorang bupati.

Baca juga:  Gelombang Besar di Pesisir Pebuahan, Puluhan Perahu Nelayan Tenggelam

Kepada masyarakat, Bupati Suwirta mengimbau sebaiknya tidak meladeni gepeng, gelandangan atau anak-anak yang demikian, karena itu tidak mendidik. Tetapi, dia mengaku menyadari masih banyak warga yang iba melihat kondisi mereka. Apalagi gepeng yang mengajak serta anaknya yang masih bayi. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *