Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar, Ny. Surya Adnyani Mahayastra didampingi sejumlah pengurus Dekranasda Gianyar mengunjungi pengusaha konveksi yang kini beralih membuat masker kain yang ada di Gianyar, pada Jumat (10/4/2020). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Keberadaan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Daerah Gianyar bisa menjadi pengungkit ekonomi Gianyar saat ini. Namun, bank daerah memiliki peran terbatas yaitu menghimpun dana dan menyalurkan kredit.

Sehingga, bergeliatnya ekonomi tergantung dari penyerapan kredit bank tersebut. Pengamat ekonomi, I Nyoman Sender mengatakan hal itu, Senin (19/4).

Menurut Sender, bank daerah mengembangkan bisnis yang terbatas. Hanya menghimpun dana dan memberikan kredit dari dana yang dihimpun dari masyarakat, sehingga fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan. “Tidak seperti bank umum yang bisa memberikan jasa perbankan lain seperti ekspor, impor, dan lain-lain,” tegasnya.

Baca juga:  Rugikan Pariwisata Bali, BPPD Ajukan Usulan Revisi Pasal RKUHP

Secara umum, kata dia, peran bank yang ada di Gianyar dinilai sudah pasti bisa berperan membiayai aktivitas ekonomi produktif seperti  usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sedangkan jika peran yang diharapkan untuk mendorong konsumsi masyarakat, sudah pasti lewat pemberian kredit yang bisa memberikan multiplier effect kepada pendapatan masyarakat, yang selanjutnya dipergunakan untuk konsumsi sebagian dan untuk investasi selebihnya.

“Namun seberapa besar bank daerah bisa berperan mendongkrak ekonomi masyarakat memang sangat bergantung pada daya serap oleh pengusaha yang bergerak disektor riil. Bank daerah hanya membantu pembiayaan saja. Jika pengusaha tidak menyerap fasilitas kredit yang disediakan, bank daerah tidak bisa berbuat banyak,” katanya mengingatkan.

Baca juga:  Pelaku Pencurian dan Penggelapan Diamankan

Sender menambahkan, bisa saja bank daerah juga memberikan pelatihan kepada para pelaku UMKM dan masyarakat pelaku usaha. Namun, ia tidak yakin bank daerah bisa melakukan itu, karena lembaga jasa keuangan yang bisa melakukan itu biasanya lembaga jasa keuangan (LJK) dengan skala yang besar.

Jika Gianyar ingin menghidupkan kembali mesin perekonomiannya, hal yang bisa dilakukan adalah membangun sektor kerajinan yang lama mati suri. “Seperti tahun 1990-an, produk kerajinan dari Gianyar seperti patung kayu, batu, topeng, produk furniture kembali digairahkan. Semuanya harus dicarikan pasar baru, penawaran terhadap produk baru. Meski demikian sektor tersier seperti pariwisata tetap menjadi tujuan utama pemulihan ekonomi Gianyar,” tegasnya. (Citta Maya/balipost)

Baca juga:  Cemburu, Pemuda Curi HP dan Aniaya Perempuan Bersuami
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *