Vaksinator menyuntikkan vaksin ke salah seorang pelayan publik di Gedung Nari Graha, Selasa (23/3). (BP/Eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam beberapa hari terakhir, muncul pesan di grup WhatsApp yang menyebut masyarakat umum bisa melakukan vaksinasi di Gedung Nari Graha. Tak urung, lokasi yang dipakai vaksinasi untuk pelayan publik dalam tahap II ini pun ramai dikunjungi warga.

Di pesan yang beredar ini, masyarakat bisa datang ke Gedung Nari Graha yang terletak di Jalan Cut Nyak Dien, Renon, dan mendaftar vaksinasi cukup dengan membawa KTP. Namun, setelah ada di lokasi, warga banyak yang terpaksa putar balik.

Baca juga:  Kualitas Udara Pengaruhi Pariwisata, Bali Bisa Ditinggalkan

Seperti yang dialami salah seorang pegawai koperasi, Ngurah Pujastana. Ia pada Selasa (23/3) pagi ke Nari Graha karena membaca pesan soal vaksinasi bagi masyarakat umum itu. Jadi ia pun datang dengan rekan kerjanya.

Sesampainya di pintu masuk gedung itu, ia pun menanyakan lokasi mendaftar vaksin. Namun, setelah dijelaskan petugas yang jaga, ia dan rekannya pun harus balik arah karena ternyata tempat itu masih khusus melayani pelayan publik untuk program tahap II.

Baca juga:  Pasien COVID-19 di Indonesia Jadi 69 Orang, 4 Meninggal

Salah satu petugas dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang diperbantukan memberikan informasi di pintu masuk, Agung Sukradina, mengatakan bahwa masyarakat umum tersebut silih berganti datang dan menanyakan terkait pendaftaran vaksinasi. Bahkan, sejak pukul 08.00 WITA sudah ada yang hendak ikutan mendaftar.

Namun, setelah diberikan penjelasan, mereka pun meninggalkan Nari Graha. “Dari jam delapan pagi mereka sudah ada yang datang. Setelah disampaikan bahwa saat ini yang dilayani masih dari pemerintahan, sedangkan pendaftaran untuk masyarakat umum di Nari Graha sementara ini belum dibuka. Mereka pun mengerti dan kembali,” papar Agung.

Baca juga:  Kasus Penyiksaan WN Ukraina, Empat WNA Ditahan di Rudenim

Ia pun melanjutkan, kedatangan masyarakat umum itu juga terjadi pada Senin (22/3). Mereka yang datang tersebut sebagian besar mendapatkan informasi daftar vaksin dari group WA.

“Saat ditanya dari mana mereka mendapatkan informasi, mereka kebanyakan bilang dari WhatsApp. Jadi kasian sekali, gara-gara informasi yang tidak benar, mereka jauh-jauh datang ke sini, dan sampai di sini mereka harus balik lagi,” ungkapnya. (Eka Adhiyasa/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *