Pewintenan Penglingsir Puri Agung Negara Djembrana, Ida Anak Agung Bagus Gde Hardjawacittha Sutedja (kedua dari kiri baju putih) dihadiri Penglingsir Puri Ageng Mengwi, Ida Anak Agung Gde Agung. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Puri Agung Negara Djembrana menggelar pawintenan penglingsir Sabtu (30/1). Anak Agung Bagus Gde Hardjawacittha Sutedja, putra ke-11 (putra bungsu) dari Anak Agung Bagus Sutedja (Gubernur Bali Pertama) dengan Anak Agung Istri Ngurah Sunitri diwinten di Pemerajan Ageng Puri Negara dipuput Ida Pedanda Gede Manubawa Manuaba, Grya Megati, Batuagung.

Karya pewintenan Penglingsir Puri Agung Negara juga disaksikan langsung Penglingsir Puri Ageng Mengwi, Ida Anak Agung Gde Agung yang juga Anggota DPD RI, Puri Ubud serta pasemetonan Puri wewidangan Jembrana. Di antaranya Puri Gede Jembrana, Puri Kaleran Serta pasemetonan Jro Rai Pendem, semeton Tulup, semeton Pasek Gelgel, semeton Punadesa dan Puri Ubud, Bendesa Adat Puseh Agung dan perangkat Kelurahan setempat. Hadir pula memberikan selamat, Bupati Jembrana terpilih 2021, I Nengah Tamba.

Baca juga:  Titipan Tahanan di Rutan Dibatasi

Penasihat Puri Agung Negara, Anak Agung Made Antara Kusuma mengatakan pewintenan Penglingsir ini baru bisa dilaksanakan atas petunjuk Penglingsir Puri Ageng Mengwi. Sepeninggal almarhum A.A.Gde Agung B. Sutedja sebagai penglingsir yang terdahulu pada 2019, penglingsir masih kosong. Saat ini panglingsir baru Ida Anak Agung Bagus Gde Hardjawacittha Sutedja merupakan adik kandung dari Alm. Anak Agung Gde Agung Benny Sutedja (Penglingsir Puri Agung Negara, Jembrana sebelumnya).

Ida Anak Agung Bagus Gde Hardjawacittha Sutedja lahir di Rumah Dinas Gubernur Bali (Jayasabha) Denpasar, 18 Maret 1955. Sejak kecil sudah mengenal sosok Bapak Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno. Ayahandanya berhubungan dekat selaku Presiden RI dengan Gubernur Bali.

Baca juga:  Sempat Populer Tahun 30-an, Jangger Khas Menyali Kembali Dipentaskan

Beliau bersekolah dan berkarier di Bali dan Jakarta. Menikah pada 7 Februari 1992 di Puri Agung Negara dengan Cokorda Istri Sri Agung Astiti, yang berasal dari Puri Mas Menara, Ubud. Dari pernikahan dikaruniai dua putra yakni Anak Agung Bagus Gde Krishna Putra Sutedja dan Anak Agung Bagus Harjunanthara Sutedja.

Putra sulung menyelesaikan strata-2/ Pascasarjana Jurusan International Music di Codarts Rotterdam – University of the Arts, Belanda pada 2018 dan berdomisili di Belanda sejak 2016 hingga sekarang. Putra bungsu menyelesaikan pendidikan Strata-1 Jurusan Seni Tari di ISI (Institut Seni Indonesia) Denpasar pada 2019 dan sedang menempuh pendidikan Strata- 2/Pascasarjana Jurusan Penciptaan Seni di ISI (Institut Seni Indonesia) Denpasar.

Baca juga:  Manis Galungan, Sangeh Dikunjungi Ribuan Warga

Panglingsir Puri Ageng Mengwi, Ida Anak Agung Gde Agung mengatakan menjadi panglingsir Puri harus siap menerima beban dan siap berkorban. Baik beban perasaan, beban waktu dan berani berkorban.

Tetapi di satu sisi ada kepuasan batin yang tidak bisa diukur dengan uang. Ida Anak Agung Gde Agung memberi wejangan ada tiga yang dipegang teguh (ajeg) menjadi penglingsir Puri. Pertama menjaga Puri agar tetap eksis, yang utama mempertahankan agama Hindu Bali dan menjalankan teguh tata titi agama Hindu Bali. Baik itu kewajiban ke Ida Bethara maupun melayani masyarakat masing-masing. Kedua, ngajegang drestha dan sesana duwene atau etika dan moral Puri. Dan ketiga, menjalankan swadharmaning ring semeton Puri. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *