Pencarian nenek berusia 90 tahun yang hilang kembali dilanjutkan Senin (28/12). (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Upaya pencarian terhadap Nenek Rampin asal Banjar Tuka, Desa Perean Tengah, Baturiti yang dilaporkan hilang kembali dilanjutkan, Senin (28/12). Tim Gabungan dari unsur Polsek Baturiti, SAR Polres Tabanan, Basarnas Bali, serta BPBD Tabanan kali ini menyisir di wilayah tebing dan menyusuri sungai, dekat dengan lokasi ditemukannya sandal dan pisau diduga milik nenek Rampin.

Namun hingga sore, belum diketahui keberadaan korban. “Tim sudah melakukan pencarian lanjutan terhadap nenek Rampin, tetapi sampai sore ini masih nihil,” beber Kapolsek Baturiti, AKP Fachmi Hamdani, Senin (28/12).

Baca juga:  Cegah Kebakaran, TPA Mandung Dipasangi Pipa Penangkap Metan di Tujuh Titik Baru

Sebelumnya, seorang warga sempat menemukan petunjuk berupa sandal dan pisau diduga milik nenek yang hilang tersebut di pinggir tebing curam. Sehingga diduga nenek tersebut jatuh.

Proses Pencarian menyisir di tebing, melewati dua aliran sungai radius sekitar 300 meter dari TKP. Bahkan AKP Fachmi belum berani memastikan adanya kemungkinan nenek tersebut jatuh ke tebing, meski demkian tim fokus melakukan pencarian di wilayah tebing dan menyusuri sungai. “Semoga bisa segera ditemukan dan dalam keadaan selamat,” harapnya.

Baca juga:  Krematorium Santha Graha Tunon Disidak DPRD Tabanan, Ditemukan Pelanggaran

Seperti diberitakan sebelumnya, nenek berusia 90 tahun dilaporkan hilang Minggu (27/12). Sebelumnya Nenek Rampin ini diketahui sempat ke kamar mandi sekitar pukul 03.00 WITA oleh cucunya yang merupakan saksi selanjutnya kembali ke kamar tidurnya. Berselang beberapa jam kemudian atau sekitar pukul 10.00 WITA, keluarga lainnya pun mengecek ke kamar neneknya karena merasa curiga nenek tak kunjung keluar kamar. Hasilnya, ia pun tak menemukan nenek di kamar.

Baca juga:  Sepuluh Ribu Lebih Kendaraan di Tabanan Terancam "Bodong"

Pihak keluarga kemudian mencari di seputaran rumahnya namun tetap tidak ditemukan. Karena tak ditemukan, pihak keluarga khirnya memilih melaporkannya ke Prajuru Adat setempat kemudian secara bersama-sama masyarakat mengadakan pencarian. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *