Para perajin di Desa Bresela membuat dulang untuk dipasarkan. (BP/may)

GIANYAR, BALIPOST.com – Di tengah pandemi, Nyoman Kartana, perajin dulang dari Desa Bresela, Payangan, Gianyar berusaha bertahan. Meski penjualannya merosot tajam hingga 85 persen, ia tetap berproduksi karena permintaan masih tetap ada.

Sebelum pandemi COVID-19, omzetnya bisa mencapai Rp 200 hingga Rp 300 juta. Namun kini, penjualannya hanya Rp 30 juta per bulan. Dengan harga produk Rp 15 ribu sampai Rp 500 ribu.

Baca juga:  Komisaris BRI Puji Ekonomi Kerakyatan dengan Semangat Gotong Royong di Bali

Ia mengatakan turunnya penjualan membuatnya mengurangi tenaga kerja. Dari 25 menjadi 6 orang karyawan. “Mereka kerjanya borongan,” ungkapnya.

Kartana juga berupaya memperbesar usahanya dengan meminjam kredit KUR di Bank BPD Bali sebesar Rp 300 juta. Tanpa proses yang ribet dan melihat peluang usahanya, kredit pun cair.

Wakil Kepala Divisi Umum dan Kesekretariatan Bank BPD Bali Sri Untari mengatakan pihaknya terus mendorong UMKM untuk tetap produktif di masa pandemi. Tentunya degan tetap menerapkan protocol kesehatan.

Baca juga:  E-retribusi Diterapkan di Pasar Ketapean

Selain relaksasi kredit, Bank BPD Bali juga memberikan kemudahan pengajuan kredit bagi UMKM. Namun tetap mengedepakan dengan prinsip-prinsip prudent. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *