Kapolda Bali, Irjen Pol Dr. Petrus Golose. (BP/ken)

DENPASAR, BALIPOST.com – Menjelang akhir jabatannya sebagai Kapolda Bali, Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose menyatakan tidak gampang dan tahu kapan pandemi COVID-19 berakhir. Ia menyebut mengeliminasi COVID-19 tidak gampang dan ini pekerjaan sangat berat.

Bahkan, ia menyebut melawan kejahatan lebih mudah. “Saya biasa melaksanakan pekerjaan ekstra ordinary melawan kejahatan, tetapi melawan COVID-19 ini tidak gampang. Karena tidak pernah tahu orang duduk di sebelahmu, berada di sebelahmu, mau istri, suami, anak, bapak dan sebagainya adalah musuh dalam artian untuk penyebaran virus ini. Apalagi yang berisiko paling besar adalah yang bertugas bidang kesehatan,” tandasnya

Namun berbagai upaya dilakukan untuk mengeliminir penyebaran virus ini, termasuk dilaksanakannya program Zona Hijau COVID-19 di Bali. “Bulan depan akan diupayakan dilaksanakan program Green Zone (Zona Hijau) di Bali, dimana ada daerah yang tidak terkontaminasi (COVID-19) secara security, kesehatan, baik personel, lingkungan dan sebagainya. Akan digalakkan. Sekarang dalam tahap persiapan. Ini merupakan tangggung jawab kita untuk mendukung perekonomian nasional, khususnya di Bali yang sangat berdampak,” tegasnya, Kamis (19/11).

Baca juga:  Bagi yang Suka Berenang, Coba Paket Ini di Aston Denpasar

Dari upaya-upaya yang telah dilakukan, kata Kapolda, mudah-mudahan bisa melawati pandemi yang sangat menyita perhatian. Kepolisian bersama instansi terkait bergerak bersama dalam Operasi Yustisi Yustisi pendisiplinan masyarakat agar menjaga jarak, menghindari kerumunan, pakai masker, cuci tangan dan kegiatan lain yang mendukung upaya mencegah serta mengeliminir COVID-19.

“Kita tahu bersama data statistik secara nasional masih ada 17 persen (masyarakat) yang tidak percaya adanya pandemi ini. Ini jadi tugas kita bersama secara nasional karena 17 persen ini cukup banyak. Parah lagi lebih dari 20 persen masyarakat Bali tidak percaya pandemi. Itu tugas kami dan tenaga bidang kesehatan untuk meyakinkan rakyat sehingga bisa mengurangi potensi hilangnya nyawa di pulau yang kita cintai ini,” ujarnya.

Baca juga:  2017, Kunjungan ke Ulundanu Beratan Naik 26 Persen

Negara-negara lain bisa melakukan pencegahan virus ini, terutama pulau-pulau kecil. “Kenapa di Bali tidak bisa? Ini tantangan. Saya mengajak mari bersama-sama kita meyakinkan rakyat Bali (disiplin prokes), tentunya dengan social distancing. Ini perlu,” ucap jenderal bintang dua asal Manado, Sulawesi Utara ini.

Menurutnya, tidak semua masyarakat melek teknologi. Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi prokes secara konvensional.

Jadi PR kita bersama yang harus dilakukan untuk melindungi Pulau Dewata ini.

Baca juga:  Keputusan Pelaksanaan Porprov Bali di Tangan Gubernur

Golose mengucapkan terima kasih kepada Unud khususnya Fakultas Kedokteran yang sangat membantu Polda Bali. “Bukan hanya bidang pencegahan, tapi juga mengobati saya dan keluarga. Saya sudah merasa seperti orang Bali daripada Manado. Tapi itulah yang saya rasakan. Saya menghadapi banyak sekali problema, mulai dari Bom Bali 1 saat pangkat kompol, Bom Bali 2 pangkat AKBP, percobaan penyerangan Bali pangkat brigjen. Saat kapolda pangkat Irjen menghadapi bencana alam. Saya kapolda paling lama dan banyak dapat Muri,” ungkapnya. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *