Puspa Negara. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam rangka memulihkan perekonomian, terutama di sektor pariwisata. Namun, dibukanya keran wisatawan domestik untuk berkunjung ke Bali, belum membawa dampak maksimal bagi sektor pariwisata.

Ketua Lembaga Pemerdayaan Masyarakat (LPM) Legian I Wayan Puspa Negara menyebutkan, pergerakan wisata akan terlihat dengan dibukanya keran wisatawan mancanegara ke Bali. Upaya yang dilakukan selama ini memang patut dihargai, namun setelah sekian lama keterpurukan industri pariwisata dirasakan, masih belum terlihat kemajuan positif yang diharapkan. Justru semakin tidak karuan.

Strategi lain yang patut dicoba adalah travel bubble, di mana merupakan koridor perjalanan antarnegara di tengah pandemi COVID-19. “Ide tentang travel bubble ini sudah banyak digaungkan di beberapa negara, dan berhasil sesuai dengan tujuannya. Travel bubble ini merupakan kegiatan ketika dua negara atau lebih yang berhasil menekan atau mengontrol penyebaran virus Corona membuat kesepakatan untuk menciptakan sebuah gelembung perjalanan wisata. Kita tidak bisa hanya diam menunggu pariwisata kembali pulih dengan sendirinya. Koridor ini akan memudahkan negara-negara yang terlibat di dalamnya untuk melakukan perjalan secara bebas, tanpa perlu memikirkan karantina mandiri atau aturan lainnya yang harus dipenuhi selama melakukan perjalanan di tengah pandemi,’’ ujar Puspa Negara saat wawancara khusus Bali Post Talk, Selasa (27/10).

Baca juga:  Lasti Tewas Ditabrak APV

Gagasan tersebut layak dicoba, melihat kenyataan kondisi pariwisata yang seiring berjalannya waktu semakin mengkhawatirkan. Terutama, Bali yang hampir 90 persen masyarakatnya bergantung dengan industri pariwisata.

Keberhasilan bertahan sampai detik ini bukan prestasi yang patut dibanggakan, melainkan sebuah gambaran bahwa telah banyak waktu terbuang, dana terkuras dengan kenyataan hidup harus tetap jalan selama pandemi. Terlebih, masyarakat yang tinggal di daerah pariwisata, seperti Kuta, Legian, Seminyak, Batu Belig, Kerobokan dan lain sebagainya.

Baca juga:  Zona Merah Bali Meluas, "Travel Bubble" Terus Dimatangkan

“Hampir delapan bulan sejak pandemi COVID-19 ini bergaung, seluruh aktivitas dan atraksi pariwisata tutup. Dengan tidak adanya wisatawan mancanegara, yang biasanya meramaikan. Bukan berarti wisatawan domestik tidak membantu, melainkan upaya tersebut sangat tidak cukup untuk memulihkan kembali. Harus ada tantangan yang berani diambil, kalau tidak, belum ada kepastian sampai kapan pandemi ini akan berakhir,” imbuhnya.

Mengenai penerapan protokol kesehatan yang diharuskan pemerintah, pihak hotel sudah sangat disiplin untuk melakukannya. Persiapannya benar- benar matang dengan tujuan bersama, agar tidak ada kekhawatiran bagi wisatawan untuk berkunjung.

Baca juga:  Dijadwalkan 21 April, Pembukaan Pariwisata Internasional Dua Destinasi Ini Diundur

Namun, kembali lagi, selama wisatawan mancanegara masih belum memiliki akses untuk datang ke Bali, keinginan sektor pariwisata akan pulih kembali masih sebatas harapan. “Bantuan-bantuan yang diberikan pemerintah selama ini perlu saya apresiasi dan saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya tersebut. Namun, ke depannya, mengenai bantuan susulan apa pun yang akan diberikan lagi, perlu disinkronisasikan. Dengan tujuan dana bantuan tepat sasaran, benar-benar menyasar masyarakat yang membutuhkan,’’ tutupnya. (Gita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *