Yudi Dwipayana. (BP/win)

DENPASAR, BALIPOST.com – Setiap 28 Oktober bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Namun, Hari Sumpah Pemuda kali ini diperingati dengan cara berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebab, saat ini bangsa Indonesia, bahkan dunia masih berjibaku menghadapi pandemi COVID-19.

Namun bagi generasi muda, memaknai Hari Sumpah Pemuda sangat penting dilakukan. Apalagi, pemuda Indonesia sebagai generasi milenial merupakan salah satu tonggak yang paling kuat dalam fondasi pembangunan Indonesia.

‘’Generasi milenial harus menerapkan makna Sumpah Pemuda dalam dirinya dan bersatu berjuang melawan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi bangsa saat ini, yaitu pandemi COVID-19. Untuk menjadi pemuda yang berprestasi, cerdas dan kreatif di masa pandemi ini, generasi milenial harus mencontoh semangat para pemuda dahulu dalam merebut kemerdekaan untuk Indonesia. Kita sebagai generasi muda harus semangat dalam membangun negeri dan menghindari perpecahan bangsa,’’ ujar Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Warmadewa (Unwar) I Made Yudi Dwipayana, Selasa (27/10).

Baca juga:  Dari Tambahan Kematian COVID-19 Bali Masih Tinggi hingga Klinik Rapid Test Menjamur

Yudi Dwipayana mengatakan, di masa pandemi ini sebagian pihak menganggap bahwa kebijakan pemerintah untuk meliburkan sekolah di beberapa wilayah menjadi kesempatan emas untuk berlibur bersama keluarga. Namun, ini bisa menjadi klaster penyebaran COVID-19.

Oleh karena itu, peran pemuda untuk membantu orang-orang di sekitar agar meninggalkan pemikiran yang masih primitif ini harus dilakukan. Sembari memberikan edukasi kepada keluarga dan teman-teman terdekat, bahwa COVID-19 ini bukan hal yang patut diremehkan.

Sehingga taat dan patuh pada protokol kesehatan harus dilakukan, mulai dari diri sendiri untuk orang lain. “Pemuda itu harus menjadi agent of change, yaitu pihak yang mendorong terjadinya transformasi dunia ini ke arah yang lebih baik melalui efektivitas, perbaikan dan pengembangan,” tegasnya.

Sementara itu, Koordinator Nalar Mahasiswa dan Pemuda (Narmada) Bali Wayan Darmayasa, S.Pd. mengatakan, generasi muda sebagai harapan bangsa memiliki peran penting menjadi pelopor untuk meredam penyebaran pandemi COVID-19 ini. Dulu saat perjuangan melawan penjajah, pemuda akan mengangkat senjata untuk bertempur.

Baca juga:  Peringati Sumpah Pemuda, Astra Motor Bali Gelar "Satu Hati Konser Damai"

Tetapi, saat ini situasinya berbeda. Dalam situasi pandemi ini, memperingati Sumpah Pemuda yang ke-92 ini dengan cara berbeda. Beberapa hal bisa dilakukan, yaitu menjaga kesehatan dengan kesadaran kesehatan publik di atas kesehatan individu dan kelompok.

Sebab, pandemi ini juga telah membuat perekonomian masyarakat melemah, bahkan parahnya terjadi resesi ekonomi. “Jika pemuda tidak mengutamakan kesehatan publik, artinya dia hidup bukan untuk negaranya. Saat ini hidup untuk diri sendiri sulit dilakukan. Kita pasti tergantung kepada orang lain, maka harus menghargai kesehatan orang lain. Bekerja sama dan saling menjaga kesehatan adalah cara pemuda Indonesia berkontribusi untuk komunitasnya, bangsa dan negaranya,” tegas alumnus Universitas Mahasaraswati Denpasar ini.

Ia menambahkan, pemuda juga harus siap mengelola tantangan hidup ke depan dengan mampu berkarya kreatif untuk memunculkan peluang kerja dan karya baru. Dalam situasi sulit seperti saat ini, pemuda tidak boleh pantang menyerah. “Kondisi sekarang adalah tantangan yang diberikan zaman bagi pemuda. Kita mesti semangat dan harus kreatif. Baik itu pemanfaatan media sosial untuk usaha mandiri, inovasi dan berjejaring agar ekonomi bisa berjalan harus terus dilakukan, dan atau melakukan hal kreatif lainnya agar industri pariwisata bergeliat lagi,” katanya.

Baca juga:  Dandim Tabanan Ingatkan Disiplin Prokes

Darmayasa menegaskan, anak muda mesti konsisten untuk menjaga kedamaian dan kesejahteraan negara ini. Tidak merusak, bertikai, dan membenci, yang justru akan mengikis persatuan negara yang sudah susah payah dibangun dan dipertahankan.

Tetapi di sisi lain, anak muda juga tidak boleh menghilangkan nalar kritisnya untuk menyikapi banyak hal yang terjadi di sekitarnya. “Mungkin itulah beberapa hal yang mesti kita lakukan dalam memperingati Sumpah Pemuda. Namun, ada satu hal yang mesti kita yakini adalah bahwa di tangan pemuda tidak ada yang mustahil. Semua yang mustahil akan menjadi keniscayaan,” tegasnya. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *