Dewa Indra. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Angka kesembuhan pasien COVID-19 di Bali sudah mencapai 85,43 persen per data Jumat (9/10). Saat ini, Bali berupaya meningkatkan angka kesembuhan itu.

Ketua Harian Satgas COVID-19 Bali, Dewa Made Indra mengaku tengah berupaya meningkatkan lagi angka kesembuhan pasien COVID-19 di Bali. Salah satunya dengan mengevaluasi peralatan dalam penanganan pasien.

Sebagai contoh ventilator yang selama ini ada di ruang ICU. Itu artinya, baru digunakan untuk pasien dengan gejala berat. Hasil evaluasi ternyata kurang efektif, bahkan cenderung terlambat. “Karena itu, maka sekarang bantuan penanganan harus diberikan sejak gejala sedang atau pasien masih berada di ruang isolasi,” jelasnya.

Baca juga:  Tambahan Harian Kasus COVID-19 Nasional Masih di Atas 5.000 Orang

Di ruang isolasi, lanjut Dewa Indra, saat ini sudah diberikan alat bantu pernafasan yang disebut optiflow. Alat ini lebih kecil, sederhana, dan lebih ringan.

Berbeda dengan ventilator yang hanya bisa di ICU. Pihaknya kini terus mengadakan optiflow, baik memakai APBD maupun meminta dari Kementerian Kesehatan. Sejauh ini, optiflow datang bertahap karena diimpor dari luar.

“Dari Kementerian Kesehatan, kita meminta 100 optiflow. Minggu yang lalu sudah datang 20, langsung kami distribusikan. Sisa 80, dan Kementerian Kesehatan sudah berjanji akan memenuhi,” paparnya.

Dewa Indra menambahkan, jumlah optiflow yang diminta 100 menyesuaikan rasio jumlah ruang isolasi yakni 10 persen dari jumlah kamar isolasi. Kalau jumlah ruang isolasi meningkat, maka kebutuhan optiflow akan ditingkatkan lagi.

Baca juga:  Diskominfos Provinsi Bali Dorong Transformasi Bali "Smart Island" 2021

Pihaknya optimis, Bali selalu menjadi perhatian dari pemerintah pusat dalam penanganan Covid-19. “Jadi ketika optiflow datang, maka Bali langsung diberikan pertama,” tandasnya.

Selain itu, jumlah tes COVID-19 di Bali khususnya melalui uji swab terus meningkat dari waktu ke waktu. Dari awalnya 300 tes per hari di awal pandemi, lalu naik menjadi 600 per hari, dan sekarang sudah di angka 2500+an tes per hari.

“Kita akan menuju 5000 per hari, kita akan menuju kesana. (Idealnya) segitu cukup, 5000 sehari lho. Kalau seminggu itu kan artinya sudah 35.000,” ujarnya.

Baca juga:  KONI Minta Komitmen Pelatih Cabor

Namun, lanjut Dewa Indra, pihaknya tidak bisa menetapkan target kapan 5000 tes per hari itu akan terwujud. Sebab, pengadaan mesin PCR tidak bisa dilakukan dengan cepat.

Sekalipun Pemprov Bali sudah berupaya membeli. Seperti tiga mesin PCR yang sudah dipesan sejak hampir dua bulan lalu dari luar negeri alias impor, diperkirakan baru akan tiba 15 Oktober mendatang. “Kalau tidak salah (dipesan) dari Eropa. Itu yang kualitas bagus,” imbuhnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *