Ilustrasi. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Sejak mewabahnya virus corona, pemerintah menerapkan metode pembelajaran dengan sistem online atau daring (dalam jaringan). Di Kabupaten Bangli, tidak semua sekolah bisa menggelar kegiatan pembelajaran daring secara maksimal. Kendalanya karena sinyal internet tidak merata.

Seperti SMPN Satap 5 Kintamani di Desa Siakin, Kintamani. Kegiatan pembelajaran daring di sekolah itu tidak bisa dilaksanakan seratus persen. Sebab sinyal internet di wilayah desa itu tidak merata. Sebagian wilayah ada yang sinyal internetnya lemah bahkan belum terjangkau jaringan internet sama sekali alias masih blank spot.

Sebagaimana yang diungkapkan Kepala SMPN Satap 5 Kintamani I Nengah Sulatra. Dia mengatakan wilayah Desa Siakin yang terjangkau sinyal internet ada di atas yakni di sekitar Banjar Batih. Di wilayah itu sudah berdiri menara telekomunikasi. Sedangkan di wilayah pondokan bagian bawah desa masih susah sinyal.

Baca juga:  22 Desa di Jembrana Terpetakan Rawan Longsor

Atas kondisi itu, pihaknya tidak bisa menerapkan pembelajaran daring secara maksimal. Kegiatan belajar daring hanya bisa dilaksanakan 70 persen. 30 persen siswanya belajar secara offline.

Dijelaskan Sulatra, kegiatan pembelajaran offline yang diterapkan di sekolahnya bukan kegiatan belajar tatap muka. Siswa yang mengikuti kegiatan belajar offline tidak harus datang ke sekolah setiap hari. Siswa bisa datang ke sekolah secara sesekali jika menemui kendala dalam mengerjakan materi. Pihak sekolah terkadang memberikan materi dan tugas belajar kepada para siswa dengan cara dititip. “Kami tidak membatasi waktu siswa menyelesaikan tugas harus disetor kapan. Yang terpenting anak-anak mengerjakan tugas yang diberikan,” jelasnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Sebut Bali Segera "Zero Blind Spot" Internet

Lanjut dikatakan Sulatra bahwa sesekali guru-guru di sekolahnya juga melakukan home visit ke rumah siswa. Home visit dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. “Jadi kami tidak bisa seratus persen online. Kami tidak bisa memaksakan seperti itu. Intinya bagaimana agar anak-anak kita tetap mendapat pelayanan pendidikan walaupun tidak bisa maksimal,” terangnya.

Disebutkannya total jumlah siswa yang dimiliki SMPN 5 Satap Kintamani sebanyak102 siswa. Seluruh siswa yang bersekolah di sekolah itu, merupakan warga Desa Siakin.

Baca juga:  Pembelajaran Proyek Kolaborasi

Terpisah Perbekel Desa Siakain I Gede Disi juga mengatakan bahwa sinyal internet di desanya belum merata. Sebagian wilayah desa yang ada di bawah masih lemah sinyalnya. Bahkan ada yang sama sekali tidak terjangkau sinyal internet. Keberadaan menara telekominikasi di Desa Siakin disebutnya tidak bisa menjangkau semua wilayah Siakin. (Dayu Rina/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *