Suasana di Ground Zero, Legian, Kuta. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dua minggu menjalani tatanan era baru dan dibukanya obyek pariwisata untuk warga lokal dinilai mendapat sambutan positif. Hal ini diutarakan, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Kamis (23/7) tepat dua minggu pelaksanaan tatanan era baru di Bali.

Cok Ace melihat masyarakat sangat gembira dengan dibukanya aktivitas lokal, termasuk pariwisata bagi warga lokal. Hal ini diharapkan berimplikasi pada peningkatan imunitas tubuh untuk mencegah masuknya virus. Kemudian, bisa lebih meningkatkan angka kesembuhan pasien COVID-19 di tempat karantina dan rumah sakit.

Terlebih, Bali akan membuka tatanan kehidupan era baru tahap kedua untuk wisatawan nusantara/domestik pada 31 Juli 2020 dan pada 11 September 2020 bagi wisatawan mancanegara. ‘’Hampir semua negara pasar kita yang 10 besar itu sudah kita ajak bicara. Mereka punya minat yang sangat besar untuk segera bisa ke Bali. Tapi ada beberapa persoalan,’’ imbuh pria yang akrab disapa Cok Ace ini.

Baca juga:  Kakak dan Adik Berebut Kursi Perbekel Rendang

Cok Ace melanjutkan, walaupun Gubernur Bali sudah merencanakan tahapan era baru untuk wisatawan mancanegara (wisman) dan pelaku pariwisata telah menyiapkan protokol, tetapi ada paling tidak dua faktor yang bisa mempengaruhi dibukanya kembali pariwisata itu.

Bali, ujarnya, masih tergantung dengan kebijakan pusat. Belum tentu ada wisman yang datang pada tanggal 11 September kalau saat itu peraturan menteri terkait pelarangan wisatawan asing ke Indonesia masih belum dicabut.

Baca juga:  Karena Ini, Buronan Asing Pingsan

Pihaknya berharap pemerintah pusat bisa memberikan perhatian lebih untuk Bali. Mengingat, pertumbuhan ekonomi Bali saat ini sudah minus di triwulan I dan II. Kalau tidak cepat-cepat dibenahi di triwulan III dan IV, maka ekonomi Bali akan semakin terpuruk.

Faktor lainnya, negara-negara pasar utama Bali apakah sudah mengizinkan warganya untuk berwisata ke Bali. “Pemerintah juga menyadari kalau untuk mendatangkan wisatawan mancanegara ke Bali juga sangat tergantung dengan negara-negara pasar. Jadi, pemerintah pusat mendorong domestik saja dulu datang ke Bali,” terangnya.

Baca juga:  ABK Asal Sulsel Positif COVID-19, Ini Tambahan Jumlah Kasus di Buleleng

Tanpa ada pandemi COVID-19, Cok Ace menyebut Gubernur Bali sangat concern menguatkan budaya Bali serta menyeimbangkan sektor pertanian dan pariwisata. Dengan adanya pandemi, justru lebih memberi ruang dan kesempatan bagi Bali untuk berpikir jernih membenahi pariwisata.

Termasuk, meningkatkan kualitasnya untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Bali. Pemprov pun merancang kontribusi wisatawan mancanegara yang telah rampung payung hukumnya. Kontribusi ini nantinya dipakai untuk pelindungan alam dan budaya Bali. Tetapi, pemberlakuannya sementara ini karena pandemi lebih bersifat sukarela. “Pemerintah tidak akan memaksa,” ujar Ketua PHRI Bali ini. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *