Atlet panjat tebing. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pelatih panjat tebing PON Bali Suhardi Eka Prasetia berharap pandemi virus corona segera berakhir, seraya memasuki era new normal. Namun, Suhardi mau berlatih bersama atlet asuhannya, jika situasi dan kondisi benar-benar normal, sebab tidak mau ambil resiko. Pasalnya, selama ini atlet berlatih mandiri di rumah masing-masing, sehingga sulit untuk mengontrolnya.

Itu dilontarkan Suhardi, di Denpasar, Senin (1/6). Suhardi menegaskan, berlatih secara mandiri kurang efektif, apalagi hanya penggenjotan fisik dan stamina. Sementara, untuk berlatih teknik, atlet harus mendatangi venue sekaligus praktik. “Selama pandemi covid-19 ini, anak-anak berlatih sendiri, dan kami sama sekali tidak memberikan teknik panjat tebing,” ungkap Suhardi.

Baca juga:  Penangkaran Curik Bali Lebih Banyak di Pulau Jawa

Alasannya, Bali meloloskan delapan atlet PON, terdiri atas Badung (3), Denpasar (2), Karangasem (1), Jembrana (1) dan Buleleng (1). “Kami sulit mengumpulkan mereka, mengingat mereka berasal dari kabupaten dan kota yang berbeda suhunya serta karakteristik daerahnya, sebab seandainya kondisi new normal namun masih gawat, kami juga ngeri,” kilah dia.

Kendati demikian, kata Suhardi, seandainya sudah bisa latihan terbatas, dirinya siap melatih pada papan panjat tebing di areal Stadion Ngurah Rai. Namun, pihaknya juga tidak mau di bikin repot serta urusan berbelit-belit, misalnya isolasi mandiri serta karantina yang memakan waktu cukup lama. (Daniel Fajry/Balipost)

Baca juga:  Atlet Badung Dominasi Kontingen PON Bali
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *