Bupati Suwirta (BP/Gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pulau Nusa Penida sudah sering diguyur hujan. Seharusnya, embung yang dibangun disana sudah penuh terisi air hujan, sehingga bisa dimanfaatkan warga untuk ternak maupun bertani. Tetapi, faktanya justru tidak demikian. Hal ini menjadi sorotan Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, Jumat (29/5).

Menurutnya, keberadaan embung di Nusa Penida di nilai belum memberikan manfaat yang maksimal. Embung dibangun bukan ditempat yang strategis. Selain itu, juga tidak ada tangkapan di samping embung tersebut. Ini membuat embung yang dibangun Balai Wilayah Sungai Bali Penida ini kurang efektif untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga yang tinggal di ketinggian. Padahal Suwirta menghendaki proyek embung di Nusa Penida selain dimanfaatkan untuk keperluan ternak, juga bisa untuk keperluan pertanian.

Baca juga:  Laporan Keuangan 2017 Opini WTP, Pemkab Klungkung Raih Penghargaan Menkeu

“Seharusnya konsep pembuatan embung dibangun di tempat strategis yakni di daerah ketinggian dan dihilirnya terdapat areal pertanian,” kata Suwirta.

Konsep pembangunan embung juga tepat. Hanya mengandalkan air hujan, tanpa ada tanggapan di sekitarnya, yang masuk ke areal embung. Air yang tertampung di dalam embung ketika hujan, tidak bertahan lama. Sehingga, dia mengaku keliru memperkirakan, ketika sudah sering turun hujan, embung sudah penuh. Nyatanya tidak.

Ini membuat air yang tertampung belum cukup untuk kepentingan bertani bagi warga sekitar. Hanya cukup untuk minum ternak saja. Ke depan, ia ingin embung dibangun juga sinergis dengan kepentingan pertanian, sehingga ketika embung berisi cukup air, dengan mudah dialirkan untuk keperluan pertanian.

Baca juga:  Cegah Stunting, Bupati Suwirta Panen Padi Organik Olahan Pupuk TOSS

Saat musim kemarau pun, Nusa Penida masih bisa menanam sesuatu dan pertanian tetap jalan kendati musim kemarau, dengan memanfaatkan air yang tertampung di embung.

Suwirta juga tertarik mengamati perkembangan dunia ternak di Nusa Penida. Dia melihat jumlahnya sudah semakin menyusut. Ini mudah dilihat dari pakan berupa pohon gamal yang kini malah tumbuh subur di areal perbukitan warga. Makanya, seyogianya embung diarahkan ke manfaat yang lebih besar, yakni untuk pertanian dalam arti luas.

Ini perlu dipikirkan kembali bagaimana membangun embung di lokasi strategis, tidak sekadar mendapatkan lahan gratis, tetapi memberi manfaat yang lebih besar bagi kehidupan warga, khususnya untuk pertanian. Sehingga ke depan Nusa Penida benar-benar hijau dengan potensi yang ada. Sehingga cita-citanya ingin tidak lagi mendatangkan sayur dari daratan tapi bisa diproduksi sendiri bisa terwujud.

Baca juga:  Layanan PDAM Tabanan di Lima Titik Terganggu

Tidak hanya embung, cubang milik warga juga harus difungsikan. Ia melihat cubang belum difungsikan dengan baik. Sekarang terlihat malah belum terisi air, meski sudah sering turun hujan.

Total ada sebanyak tiga embung, antara lain embung di Desa Batukandik, Desa Sekartaji dan embung di Desa Ped. Seluruhnya dibangun Balai Wilayah Balai Sungai Bali Penida tahun 2019 lalu. (Bagiarta/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *