DENPASAR, BALIPOST.com – Pesilat PON Bali I Kadek Wahyu Rihartana Giri baru pertama kali merebut tiket ke PON XX/2020 di Papua, di nomor laga kelas G (75-80 kg). Namun, obsesinya tidak tanggung-tanggung karena dirinya ingin mendulang emas. “Astungkara, doakan saja saya bisa menyabet emas di Bumi Cendrawasih,” sebut pesilat kelahiran Tabanan, 12 Juni 1997 ini.

Untuk persaingan, Kadek Wahyu sudah memperhitungkan lawan-lawannya dan yang terberat datang dari Jabar, DKI, Jateng dan DIY. Kadek Wahyu hampir tiap hari berlatih sendiri dan di Padepokan Perisai Diri Kediri, Tabanan, dilatih Nyoman Yamadhiputra selama menjalani program TC Desentralisasi.

Baca juga:  90,5 Persen Kasus HIV/AIDS di Badung Diderita Usia Produktif

Kadek Wahyu mulai belajar silat sejak duduk di bangku kelas IV SDN 6 Padang Sambian, persisnya di Ranting Keluarga Silat Nasional (Kelatnas) Indonesia Perisai Diri, yang dilatih Nyoman Warsa. “Padahal, sejak duduk di bangku TK Kumara Sari sampai SD saya berlatih menari,” terang putra kedua pasangan I Wayan Nuraja dan Ni Made Minarni ini.

Bahkan, Kadek Wahyu sering membawakan tari Gopala dan Baris di Lapangan Puputan Badung. Akan tetapi, saat duduk di bangku kelas IV SD dirinya beralih menekuni silat.

Baca juga:  Komitmen Tingkatkan Pendidikan Anak Setelah Negerikan TK, Pemkab Klungkung Siapkan Angkutan Gratis

Prestasi Kadek Wahyu mulai mengkilat, seperti juara Porjar SD Denpasar, kemudian masuk ke SMPN 2 Kuta juara di Porjar Badung dan Porjar Bali. Bahkan, ketika masuk di SMAN 1 Kuta (Smansaku) Kadek Wahyu juara Porjar Badung dan Porjar Bali. “Saya sempat mewakili Bali dan juara Popwil tetapi saya absen di ajang Popnas, sebab lebih memilih tampil di Porprov,” kenang mahasiswa FOK IKIP PGRI Bali yang mau tamat ini.

Kadek Wahyu pertama kali berlaga di Porprov Bali XII/2015 di Buleleng, mengusung bendera Tabanan, yang turun di kelas E dan harus puas juara III karena dikalahkan peraih emas Asian Games Komang Harik Adi Putra (Denpasar). Selanjutnya, Kadek Wahyu naik ke kelas G pada Porprov Bali XIII/2017 di Gianyar yang mendulang emas dan kembali menyabet emas pada Porprov Bali XIV/2019 di Tabanan.

Baca juga:  Penanganan Abrasi, Pemkab Jembrana Menunggu Pusat

Di ajang Pomnas, Kadek Wahyu juga dua kali merebut emas pada Pomnas di Jakarta (2019) dan Pomnas di Makassar, Sulsel (2017). “Pesilat yang turun di kelas G biasa saling bertemu dan sudah mengenal gaya pertarungannya. Untuk itu, saya tetap mematok target emas di PON,” tuturnya. (Daniel Fajry/balipost)

BAGIKAN