Ilustrasi. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Perayaan Valentine mempunyai makna utama sebagai hari kasih sayang. Namun, hari yang dirayakan tiap 14 Februari itu seringkali malah membuat generasi muda melakukan hal negatif, seperti berhubungan seks di luar nikah dan memberikan hadiah yang berlebihan.

Menurut dr. Made Oka Negara MBiomed FIAS, dosen Fakultas Kedokteran Unud, Hari Valentine ini awalnya juga budaya tetapi mengglobal dilakukan di seluruh dunia. Kalau dihubungkan dengan budaya Bali sebenarnya orang Bali sudah memiliki tradisi luhur untuk menyayangi dan peduli. Tri Hita Karana, sayang kepada Tuhan, sayang kepada sesama serta sayang kepada lingkungan dan alam.

Baca juga:  Valentine, Honda Bagikan 100 Paket Sembako untuk Petugas Kebersihan

Ketua Asosiasi Seksologi Bali ini mengutarakan perayaan ini sah-sah saja. Hanya saja, memang perlu diantisipasi efek samping yang tidak diharapkan.

Itu bisa terjadi pada berbagai event dan perayaan apapun. Contoh yang tidak diharapkan salah satunya, Valentine ini dijadikan kesempatan untuk melakukan hubungan seksual di luar nikah dan terlalu dini. Atau jor-joran membelikan kado buat pacar dengan berbohong meminta uang kepada orang tua.

Baca juga:  Bersihkan Sumur, Warga Ketugtug Tewas

Edukasi yang benar tentang kasih sayang, cinta, dan edukasi seks sehat perlu diberikan dengan gencar terutama buat remaja. Ia meminta setiap orang harus berperan dalam pengawasan pelaksanaannya. “Sebenarnya tidak cuma valentine. Sekarang justru lebih berbahaya remaja-remaja berpaham radikalis malah. Ini juga perlu diawasi lebih kencang,” sebutnya.

Jadi kembali lagi, pengawasan terbaik sesungguhnya adalah edukasi yang baik dan komunikasi yang tepat. Orang tua berkomunikasi yang tepat kepada anak.

Baca juga:  Peserta Tertua di BBMVER, Pasangan Ini Rayakan Valentine dengan Berlari

Guru mengedukasi yang baik ke murid. Masyarakat juga memperhatikan lingkungan sekitar.

Satu lagi bagaimana bisa mengeliminasi hoax yang beredar di media sosial juga perlu gencar dilakukan semua pihak. Misalnya mitos tentang berhubungan seks di saat Valentine jika tidak direspons dengan edukasi yang baik bisa memunculkan risiko kehamilan tidak diinginkan dan infeksi menular seksual, terutama pada remaja. (Agung Dharmada/balipost)

BAGIKAN