Peltu TNI I Ketut Susila Adnyana semasa hidup. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Jenasah anggota Koramil Kerambitan yang bertugas sebagai Babinsa desa Timpag, Peltu TNI I Ketut Susila Adnyana rencananya akan diupacarai mekingsan ring geni pada Kamis (13/2) di setra banjar Belumbang Kaja, Desa Belumbang, Kerambitan. Bahkan sebelum upacara Hindu tersebut digelar, akan diawali dengan upacara militer sebagai tanda penghormatan terakhir.

Kelian Dinas Banjar Belumbang Kaja, Gusti Made Madyana mengatakan, saat ini jenasah Peltu Susila masih dititip di kamar jenasah RSUP Sanglah. Ini dikarenakan freezer jenasah di BRSU Tabanan tidak muat menampung tubuh korban lantaran sudah dalam kondisi membengkak. “Karena tidak muat, diputuskan Senin (10/2) sore langsung dititip di kamar jenazah Sanglah,” terangnya, Selasa (11/2).

Baca juga:  Pasien Terkonfirmasi Covid-19 Meninggal

Begitupun pihak keluarga juga telah melakukan upacara di lokasi korban ditemukan terdampar di Pantai Klecung, Desa Tegal Mengkeb, Selemadeg Timur. Disinggung mengenai kondisi keluarga korban, Gusti Madyana mengakui pihak keluarga sudah merasa tenang dan menerima hal ini sebagai musibah. “Keluarga sudah tenang, dan untuk upacara Mekingsan ring Geni di setra banjar rencananya dilakukan siang hari dibawah jam 12.00 Wita,” terangnya.

Terkait upacara kemiliteran sebagai bentuk penghomatan terakhir juga dibenarkan Dandim 1619/Tabanan Letkol Inf Toni Sri Hartanto. Bahkan Dandim Tabanan langsung yang akan menjadi Irup upacara tersebut.

Begitupun upacara terhadap korban Peltu TNI Susila ini dipastikan akan dihadiri 200 anggota TNI dan PNS Kodim. “Semaksimal mungkin anggota kami hadir untuk memberikan penghormatan terakhir, apalagi yang selating pasti banyak hadir,” terangnya.

Baca juga:  Tabanan Belum Mampu Penuhi Permintaan VOC

Seperti diberitakan sebelumnya, Peltu TNI I Ketut Susila Adnyana, Babinsa Desa Timpag, Minggu (9/2) hanyut terseret arus Tukad Yeh Ho, banjar Belumbang Kaja, Kerambitan saat hendak pulang usai mencari rumput di desa Mambang, Selemadeg Timur. Saat kejadian memang turun hujan deras yang mengakibatkan arus sungai cukup deras dengan kedalaman yang cukup tinggi.

Korban bersama dua rekannya memutuskan meninggalkan sepeda motor dan rumput, lanjut memilih pulang ke seberang dengan cara berenang. Dengan maksud jika hujan reda, rumput dan sepeda akan diambil setelahnya.

Baca juga:  Padang Luwih Juga Punya Ritual "Perang Ketupat"

Namun belum sampai berenang di pinggir jalan penghubung desa Mambang dengan desa Belumbang, tiba-tiba korban berteriak memanggil rekannya yang saat itu sudah terlebih dahulu sampai di daratan.

Bahkan rekannya sempat mencoba melakukan pertolongan, namun korban sudah hilang terseret arus. Proses pencarian pasca kejadian (Minggu sore, red) pun terkendala aliran sungai yang cukup deras.

Hingga akhirnya korban ditemukan terdampar di Pantai Klecung yang berjarak sekitar 3 kilometer dari lokasi kejadian awal. Saat ditemukan kondisi korban badan membengkak dan luka lecet serta mengelupas dibagian kepala kemungkinan benturan batu karang dan juga dibagian kedua tangan dan perut. Korban meninggalkan istri dan dua orang anak. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN