Suasana Krialoka Ngripta Artikel Ilmiah Mabasa Bali, salah satu acara yang mengisi pelaksanaan bulan bahasa Bali 2020. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Krialoka “Ngripta Artikel Ilmiah Mabasa Bali” mengisi pelaksanaan Bulan Bahasa Bali 2020, Senin (3/2). Acara workshop yang berlangsung di Ruang Cinema, Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali ini menghadirkan dua pembicara.

Masing-masing, Akademisi FIB Unud Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra dan Dr. I Made Dian Samputra, M.Hum dari IHDN Denpasar. “Melalui workshop ini, kita memberikan pengetahuan kepada mahasiswa, bagaimana cara menulis artikel  bahasa Bali dengan baik,” ujar Kepala Seksi Inventaris dan Pemeliharaan Dokumentasi Budaya, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Made Mahesa Yuma Putra.

Baca juga:  Upaya Pelestarian Bahasa Bali Harus Masif

Mahesa berharap para generasi muda tidak antipati dengan penulisan artikel bahasa Bali. Namun bisa semakin bergairah menulis artikel berbahasa Bali, karena sekarang terbilang masih minim. “Untuk itu kita sertakan masyarakat luas, mahasiswa, dosen, wartawan, untuk bersama-sama belajar menulis khususnya dalam menulis artikel mebasa Bali,” imbuhnya.

Dalam workshop, lanjut Mahesa, para peserta juga diwajibkan membuat judul karya artikel yang kemudian disebarkan ke media sosial masing-masing.

Baca juga:  Pelimpahan Tahap II Terdakwa LPD Tamansari

Akademisi FIB Unud Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra mengatakan, pembuatan karya ilmiah berbeda dengan puisi atau cerpen. Sebab harus didasarkan pada data yang valid dan kuat, serta kemampuan membuat argumentasi yang baik. “Karya ilmiah itu adalah metode menghadirkan persoalan baru dengan kajian, artinya menulis karya ilmiah ibarat perang, dimana pelurunya itu adalah data itu sendiri,” ujarnya.

Pembicara lainnya, Dr. I Made Dian Samputra, M.Hum dari IHDN mengatakan, hingga kini belum ada kesepakatan bersama terkait pedoman atau uger-uger Bahasa Bali dalam menulis Karya Ilmiah. Berbeda dalam bahasa Indonesia yang sudah ada EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). “Mudah-mudahan melalui kegiatan atau forum bulan bahasa Bali ada kajian dari para pakar untuk membuat satu kesepakatan untuk membuat uger-uger dalam penulisan basa Bali,” ujarnya.

Baca juga:  Berisi Kalimat Tak Layak, Kadisdik Instruksikan Sobek Satu Halaman Buku Sastra Bali

Bulan bahasa Bali 2020 yang dibuka 1 Februari lalu, masih akan berlangsung hingga 27 Februari mendatang. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *