Ketika virus Corona merebak, Bali sudah lebih awal meneriakkan kita harus siaga. Siaga tentu bukan sebatas menjauh dari serangan virus ini, tetapi juga harus siaga dari dampak ekonominya. Mau tak mau, Bali harus melakukan langkah cepat menjaga daya tahan ekonomi jika kunjungan wisatawan Tiongkok tertunda dalam waktu yang cukup lama.

Ini jelas akan menjadi masalah bagi sejumlah hotel di Bali yang selama ini mengandalkan kunjungan wisatawan Tiongkok. Tak hanya itu, distribusi dan perdagangan termasuk transportasi juga berpotensi melambat.

Baca juga:  Australia dan RI Kerjasama Kurangi Rabies di Bali

Untuk itu, saya juga berharap Bali memang melakukan langkah antisipasi yang lebih jelas. Mungkin beberapa pelaku wisata masih bertahan karena mengandalkan wisatawan Eropa dan Jepang. Namun, hal ini juga akan berpotensi terganggu jika terjadi persaingan harga merebut pasar wisata ini.

Masalahnya, ketika Bali dinilai kelebihan kamar maka persaingan harga pasti terjadi. Saya berharap agar Bali menggunakan masa jeda ini untuk melakukan revitalisasi pengelolaan pariwisata. Jangan hanya mengandalkan keunggulan sektor pariwisata menjaga daya tahan ekonomi. Mungkin sektor lainnya juga harus dikelola dengan baik. Setidaknya untuk memastikan kecukupan pangan bagi Bali, maka pertanian dalam arti luas harus dibangun.

Baca juga:  Kemenkes Umumkan "Top 10" Fasilitas Publik Tak Patuh PeduliLindungi, Beberapa Ada di Bali

I Kadek Putrawan

Denpasar, Bali   

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *