DENPASAR, BALIPOST.com – Belakangan ini, kesenian kontemporer mendapat ruang yang cukup lapang untuk menebarkan pesonanya di hati penikmat seni di Bali. Kegairahan masyarakat Bali mengapresiasi kesenian yang menghembuskan “napas” baru di jagat seni pertunjukan Bali ini pun sangat menggembirakan.

Dalam garapan musik, misalnya, seniman-seniman Bali yang merambah “wilayah” kontemporer itu tidak hanya jeli mengkolaborasikan berbagai jenis instrumen musik yang sudah ada, tapi juga kreatif menciptakan varian-varian instrumen musik baru. Termasuk, kreatif memanfaatkan instrumen-instrumen nonmusik seperti gelas, tempayan, baskom dan sebagainya untuk menciptakan suara-suara indah, ritmis dan dinamis. Inovasi dan kreativitas baru itu juga merambah bidang seni tari.

Baca juga:  Muatan Besi Beton Ambrol, Sopir Truk Tewas Tergencet

Maraknya pergelaran kesenian kontemporer ini mendapat respons positif dari praktisi sekaligus pengamat seni pertunjukan Bali  Prof. Dr. I Wayan Dibia, M.A., belum lama ini. Komposer kondang Bali yang juga mantan Ketua STSI Denpasar ini mengatakan, lahirnya kesenian kontemporer yang mayoritas “mengawinkan” unsur kesenian tradisi/klasik Bali dengan unsur kesenian Barat itu membuktikan bahwa pergerakaan aktivitas berkesenian di Bali tidak stagnan.

Nantinya, kesenian-kesenian kontemporer itu sangat potensial memperkaya khasanah seni-budaya Bali. “Saya akui, banyak sekali garapan musik dan tari kontemporer yang lahir belakangan ini. Dari segi kualitas juga cukup membanggakan,” ujarnya.

Baca juga:  Putri Suastini Koster : Seniman Bali Mesti Jadi Tuan di Rumah Sendiri

Kendati begitu, kata dia, harus diakui belum semua kreator kesenian kontemporer itu sukses memadukan unsur kesenian tradisi Bali dengan unsur kesenian Barat itu secara harmonis. Alhasil, “wujud” kesenian yang muncul terkesan serba tanggung.

Sebelum menggarap kesenian kontemporer, dia berharap para seniman Bali lebih dahulu memperkuat dasar-dasar seni tradisinya sehingga punya dasar pijakan berkesenian yang jelas. Ditambahkan, seni perkembangan punya potensi besar untuk menyemarakkan jagat seni pertunjukan Bali.

Baca juga:  HET Dicabut, Harga Minyak Goreng Kemasan Meroket hingga Rp 24 Ribu Seliter

Namun, dia tetap mengingatkan agar seniman di Bali tidak sampai kebablasan alias melupakan tumbuh-kembangnya seni-seni tradisi Bali secara total. “Sah-sah saja jika seniman-seniman Bali merambah wilayah kontemporer. Tapi, perkuat dulu dasar-dasar seni tradisi sehingga punya dasar pijakan berkesenian yang jelas,” tegasnya. (Wayan Sumatika/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *