DENPASAR, BALIPOST.com – Praktik prostitusi online dengan modus menjajakan PSK dengan tarif sekali kencan Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta, dibongkar Tim Subdit V Cyber Crime Direktorat Reskrimsus Polda Bali beberapa waktu lalu. Polisi berhasil meringkus germonya, Hassani alias Joe (34), di rumahnya di Jalan Muding Mekar, Kerobokan, Kuta Utara, Badung.

Modusnya, pelaku menawarkan wanita penghibur/Pekerja Seks Komersial (PSK) melalui akun Twitter #Expo #Bali (tanggal). Para pelanggan melakukan pemesanan langsung melalui direct message Twitter.

Direktur Reskrimsus Polda Bali Kombes Pol. Yuliar Kus Nugroho, Senin (9/9), menyatakan, praktik prostitusi online terungkap saat timnya melaksanakan Patroli Cyber pada 6 Agustus lalu. Alhasil, ditemukan akun twitter #Expo#Bali 4-6 dan @Chezka zii yang memposting konten pornografi sekaligus pelayanan seksual.

Baca juga:  Di Nusa Lembongan, Mayoritas Hotel dan Restoran Minim Peralatan Damkar

Kombes Yuliar didampingi Kasubdit V Cyber Crime AKBP I Gusti Ayu Putu Suinaci menegaskan, pihaknya kemudian melacak keberadaan pemilik akun yaitu Hassani alias Joe. Akhirnya alamat pelaku terlacak di Jalan Muding Mekar, Kerobokan, Kuta Utara, Badung. Pria asal Yogyakarta ini berhasil ditangkap.

Saat diinterogasi, pelaku mengakui perbuatannya dan hasil pemeriksaan Iphone miliknya ditemukan akun praktik prostitusi online. “Jadi, transaksinya lewat online, selanjutnya antara pelanggan dan PSK yang di-booking bertemu di salah satu hotel. Wanita yang ditawarkan pelaku berasal dari luar Bali, tapi bukan artis,” ungkap AKBP Suinaci.

Baca juga:  BKD Pasangi Stiker Bagi Hotel dan Restoran Penunggak Pajak

Terkait kasus tersebut disita barang bukti HP, kartu ATM BCA, print out screen capture yang memuat postingan dari akun twitter @chezska_zii, satu lembar bukti transfer pembayaran DP jasa prostitusi. Selain itu, diamankan enam lembar uang pecahan Rp 100.000, 11 pcs kondom, dan satu minyak pelumas.

Hasil pemeriksaan, pelaku mengaku baru enam bulan menjadi germo. Ia memasang tarif sekali kecan dengan harga bervariasi mulai Rp 500 ribu sampai Rp 1,5 juta. Para wanita penghibur itu kebanyakan didatangkan dari luar Bali. ”Semuanya wanita dewasa, tapi masih kami dalami lagi. Baru dua orang yang terungkap,” tegas mantan Kapolsek Kawasan Laut Pelabuhan Benoa ini. (Ngurah Kertanegara/balipost)

Baca juga:  Saat Gempa, Bangunan Hotel Roa Roa Terangkat Kemudian Ambruk
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *