I Made Dana Tangkas. (BP/son)

JAKARTA, BALIPOST.com – Institut Otomotif Indonesia (IOI) dan Kementerian Perindustrian akan menyiapkan satu juta tenaga industri tersertifikasi dalam menghadapi revolusi industri 4.0. “Untuk memenuhi target dimaksud, Kemenperin telah melakukan kerjasama dengan sejumlah lembaga pendidikan yang melahirkan sumber daya industri yang siap menghadapi perkembangan teknologi industri,” kata Kepala BP SDM Industri Kemenperin Eko S.A. Cahyanto di Jakarta, Rabu (3/7).

Berbicara pada Ulang Tahun Institut Otomotif Indonesia (IOI), Eko mengatakan, BPSDM Industri tertantang untuk menyiapkan empat sumber daya manusia industri yaitu aparatur perindustrian, tenaga kerja industri, wirausaha industri, dan konsultan industri. “Kami punya tugas, bagaimana nantinya sumber daya ini pada akhirnya mempu menciptakan peluang usaha baru di bidang industri, tidak hanya sebagai pemasok tenaga kerja pada industri yang sudah eksis,” kata Eko.

Baca juga:  Februari 2023, IKM Nasional Alami Kenaikan Indeks Pesanan dan Produksi

Sementara Presiden IOI I Made Dana M. Tangkas mengatakan, IOI diharapkan menjadi think tank pemerintah dan fasilitator untuk membangun ekosistem industri otomotif yang berkesinambungan. Meliputi sumber daya manusia, pusat pengembangan industri kendaraan dan supply chain serta dukungan industri lainnya, seperti energi, infrastruktur, dan lainnya.

Sejauh ini, kata Made Tangkas, IOI sudah melaksanakan lima program prioritas yaitu pengembangan SDM otomotif, pengembangan IKM-UKM industri, pengembangan teknologi atau riset, standarisasi industri dan pengembangan kendaraan pedesaan. “Program prioritas ini diharapkan mampu memajukan ekosistem industri otomotif nasional yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Baca juga:  Belum Banyak Negara Berkembang Sadari Urgensi Revolusi Industri 4.0

Dana Tangkas mengatakan, pertumbuhan market otomotif Indonesia cukup signifikan dan masih punya potensi besar untuk terus berkembang. Meskipun kondisi produksi dan supply Indonesia saat ini masih tertinggal dibanding negara tetangga, Thailand.

Di sisi Iain, trend dunia selalu berusaha menurunkan C02 dan mengantisipasi keterbatasan bahan bakar minyak, dan ini menjadi tantangan industri otomotif dalam negeri. Oleh karena itu, IOI bersama-sama pihak terkait (Gaikindo, AISI, GIAMM) melakukan pengkajian dalam merumuskan roadmap automotive industry yang sekiranya dapat menjadi reference atau pertimbangan bagi pembuat otoritas dalam memutuskan roadmap dan peraturan pemerintah untuk mendukung industri otomotif nasional yang berkembang dan berkelanjutan.

Baca juga:  Ekspor Industri Furnitur Berpeluang Besar Dukung Ekonomi Nasional

Sejauh ini, kata dia, kajian yang dilakukan meliputi berbagai aspek yaitu pengembangan market domestik, perbaikan daya saing industri dan rantai pasok, pengembangan teknologi dan standarisasi, serta pengembangan SDM dan kompetensi. “Kita harus mulai dari SDM industri yang memiliki kompetensi,” paparnya. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *